Rata-rata Lama Sekolah Warga Indramayu Masih Rendah

Senin 17-06-2019,23:03 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU - Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Salah satunya terkait rata-rata lama sekolah (RLS) warga di Kabupaten Indramayu, di mana baru mencapai 5,9 tahun atau tidak tamat SD. Rendahnya kesadaran warga akan pentingnya pendidikan menjadi salah satu penyebabnya. Hal itu terlihat dari data BPS Provinsi Jawa Barat, sebagaimana tercantum dalam website https://jabar.bps.go.id. Dalam website itu disebutkan bahwa rata-rata lama sekolah warga Kabupaten Indramayu pada 2018 hanya 5,98 tahun. Itu berarti, rata-rata lama sekolah warga Indramayu tak lulus sekolah dasar (SD). Angka itu naik sedikit dari rata-rata lama sekolah tahun sebelumnya yang mencapai 5,97 tahun. Meski mengalami kenaikan, namun angka tersebut tetap terendah dibandingkan kota/kabupaten lainnya di Jabar. Bahkan, Kabupaten Indramayu tertinggal cukup jauh dari kabupaten/kota tetangganya di Wilayah Ciayumajakuning. Untuk Kota Cirebon, rata-rata lama bersekolah warganya mencapai 9,89 tahun, Kabupaten Cirebon 6,62 tahun, Kabupaten Majalengka 6,91 tahun dan Kabupaten Kuningan 7,36 tahun. Kepala Bidang Pembinaan SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Supardo, saat dikonfirmasi membenarkan rata-rata lama sekolah warga Kabupaten Indramayu yang saat ini hanya 5,9 tahun. Dia pun mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut. “Ada banyak faktor yang menyebabkan masih rendahnya rata-rata lama sekolah warga Indramayu,” kata Supardo. Dijelaskannya, salah satu faktornya adalah rendahnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan anak. Bahkan, ada contoh kasus orang tua yang rela menghentikan pendidikan anaknya, untuk kemudian menikahkan anaknya itu dengan pria berumur yang memiliki tingkat ekonomi yang cukup. Selain itu, lanjut Supardo, faktor lainnya adalah soal ekonomi. Orang tua dengan tingkat ekonomi yang kurang, akhirnya memilih bekerja ke luar negeri. Anak-anak mereka kemudian dititpkan kepada neneknya, sehingga pendidikan anak-anak itu tidak terpantau dengan baik. “Akhirnya anaknya jadi drop out,” katanya. Anggota DPRD Kabupaten Indramayu, Ruswa, saat dimintai tanggapannya, mengungkapkan, rata-rata lama sekolah warga Indramayu yang baru mencapai angka 5,9 tahun memang memprihatinkan. Meski di sisi lain, terdapat peningkatan angka tersebut dari 2015 yang hanya mencapai 5,45. “Memang rata-rata lama sekolah warga Indramayu masih rendah, namun ada pergerakan naik selama kurun tiga tahun sebesar 0,45,” kata Ruswa. Ruswa mengakui, banyak yang harus dievaluasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu. Apalagi, anggaran pendidikan Kabupaten Indramayu selama ini tiap tahunnya selalu di atas 30 persen atau melebihi kewajiban UU sebesar 20 persen. “Idealnya, anggaran maksimal yang didukung APBD harusnya bisa menyelesaikan banyak hal dalam masalah pendidikan Indramayu,” tukas Ruswa. Ruswa mengungkapkan, Disdik harus mengevaluasi program-program yang ada sehingga  bisa mengangkat secara signifikan masalah rata-rata lama sekolah. Selain itu, harus ada fokus terhadap masalah yang ingin diprioritaskan supaya anggaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (oet)

Tags :
Kategori :

Terkait