Begini Cerita Penumpang yang Selamat dari Tabrakan Maut di Cipali

Selasa 18-06-2019,11:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Peristiwa kecelakaan beruntun di Tol Cipali, Senin dini hari (17/6) masih menyisakan trauma bagi para korban selamat. Suasana mengerikan pasca kecelakaan juga masih mengiang di benak korban yang lolos dari maut. Usai magrib, Minggu (16/6), Winoto langsung bergegas menuju Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. Ia hendak pulang ke kampung halamannya di Susiloharjo, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Setelah mendapatkan tiket, pria berusia 26 tahun itu menuju bus dan duduk sesuai nomor tiket. Posisi duduk Winoto tidak jauh dari pintu belakang bus atau baris kedua dari belakang. “Di dalam bus, saya langsung tidur. Tetapi saya masih ingat bus itu tidak langsung berangkat. Sempat menunggu sebentar,\" ujar Winoto di RS Mitra Plumbon, Kabupaten Cirebon. Sekitar pukul 20.30 akhirnya bus Safari Lux bernomor polisi H 1469 CB itu bertolak dari Terminal Kampung Rambutan. Tak lama, bus berhenti di Terminal Pulo Gebang untuk kembali mengangkut penumpang. “Setelah penumpang full baru berangkat lagi,” cerita Winoto. Selain kronologi tersebut, ia yang sehari-hari bekerja sebagai driver, tidak mengingat apapun yang terjadi di dalam bus. Ia juga tidak sempat melihat kemelut yang sempat terjadi di kursi kemudi. “Pokoknya dari berangkat itu saya tidur. Terbangunnya ya karena kecelakaan itu,” tuturnya. Baca: https://www.radarcirebon.com/innalillahi-12-orang-tewas-akibat-tabrakan-beruntun-di-tol-cipali.html https://www.radarcirebon.com/kapolda-sebut-penyebab-kecelakaan-maut-di-tol-cipali-akibat-sopir-diserang-penumpang.html Saat terbangun, Winoto sudah terkapar di jalan raya. Tubuhnya terlempar dari dalam bus dan membentur aspal. Seketika, suasana sekitar lokasi kejadian begitu mencekam. Puluhan penumpang sudah dalam keadaan terluka. Beberapa di antaranya berteriak meminta tolong. “Teriak-teriak tolong, ada juga yang Allahu Akbar. Ngeri pokoknya,” kata Winoto. Dirinya sempat akan menolong korban atau penumpang lain yang terluka. Namun upaya itu ia hentikan setelah melihat kondisi kendaraan bus dan mobil yang ringsek. Nyalinya menciut setelah melihat situasi tersebut, ditambah banyaknya darah yang mengalir di sekitar lokas. “Bukan tidak kuat fisik, tapi tidak kuat hati,” ucap Winoto. Pertolongan yang dinanti akhirnya datang. Sejumlah petugas patroli tol tiba di lokasi kecelakaan maut dan langsung mengabarkan kondisi darurat tersebut. 5 menit kemudian, satu per satu ambulans sampai di lokasi dan langsung mengevakuasi para korban. Winoto sendiri hanya mengalami luka ringan di bagian kepala, bahu, tangan, dan kaki. Ia juga masih meringis kesakitan ketika hendak jalan atau duduk. \"Tetapi saya bersyukur bisa selamat, karena saya baca dari berita banyak korban yang luka berat dan meninggal juga,” ujar Winoto. Karena hanya mengalami luka ringan, ia akhirnya diperbolehkan pulang setelah mendapatkan penanganan medis dari RS Mitra Plumbon. Dua perempuan yang merupakan istri dan adiknya menjemput Winoto untuk pulang ke Boyolali. “Saya kapok naik bus, trauma,\" celetuk Winoto saat meninggalkan RS Mitra Plumbon Cirebon. Selain Winoto, korban selamat lainnya adalah Kirman, warga Desa Jedong Jetis, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Seperti halnya Winoto, pria 40 tahun itu juga sedang tertidur saat kecelakaan terjadi. “Posisi kan tengah malam ya. Jadi rata-rata tidur semua,” tutur Kirman. Ia hanya mengetahui jika bus dalam keadaan full. Seluruh kursi terisi penuh oleh penumpang. Menurut Kirman, laju bus normal seperti umumnya bus malam. \"Dibilang ngebut ya nggak, dibilang pelan juga tidak. Biasa menurut saya sih. Mungkin sudah musibah ya,” ujar Kirman pasrah. (day)

Tags :
Kategori :

Terkait