Waduh, Oknum Guru Ngaji Diduga Cabuli Murid

Kamis 20-06-2019,09:31 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON – Ruang unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Polres Cirebon ramai didatangi anak-anak dan orang tua, Rabu (19/6). Rupanya, belasan orang itu datang hendak diperiksa dalam kasus pencabulan yang terjadi di Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, yang dilaporkan 30 April 2019 silam. Kedatangan mereka beramai-ramai juga bertujuan untuk mendesak pihak kepolisian agar segera menangkap dan memproses  pelaku dugaan tindakan cabul yang dilakukan oknum guru ngaji asal Desa setempat, berinisial A (40). Salah satu orang tua korban, Kr (37) membeberkan, yang menjadi korban oknum guru ngaji itu kebanyakan masih di bawah umur. Korbannya tidak sedikit. Yang melaporkan tercatat ada delapan anak menjadi korban pencabulan. Termasuk anak Karsina sendiri berinisial DK yang masih berusia 14 tahun dan masih duduk di bangku kelas VI SD. “Kalau anak saya masih 14 tahun. Sedangkan usia korban lainnya bervariasi, dari usia 14 sampai 16 tahun. Saya lapor ke sini mau minta keadilan buat anak saya, biar pelaku cepat diproses,\" tuturnya. Menurut Kr, para korban mendapat perlakuan cabul berbeda-beda. Ada yang dicium pipinya, diremas payudaranya hingga diraba kemaluannya. Itu dilakukan di luar jam mengajar saat ruangan dalam kondisi sepi. “Kalau anak saya cuman dicium saja. Tapi, karena perlakuan cabul oknum guru ngaji tersebut, kini DK dan teman-temannya tidak mau lagi belajar mengaji,” ujarnya. Dari informasi yang beredar, perbuatan cabul yang dilakukan pelaku sudah lama terjadi. Namun, aksi bejatnya mulai terkuak ketika Kr melihat isi chating-an tidak senonoh di handphone anaknya. Merasa curiga, Kr pun mendesak anaknya untuk menjelaskan. “Di antara tulisannya; ‘Ke sini mau saya ajari ciuman’. Jadi saya tanyakan ke anak saya. Akhirnya ngaku dia mendapat perlakuan cabul dari A. Setelah anak saya mengaku dicabuli, teman-temanya juga pada ngaku semua. Ada yang ngaku diremas, ada yang diraba dan lain-lain,\" ungkap Kr. Hal senada juga disampaikan Op salah satu kerabat korban. Disebutkan, korban mendapatkan perlakuan yang berbeda, ada yang dicium, diremas dan lainnya. Pelaku dalam melakukan aksinya tanpa mengancam korban. Namun, korban tidak mau buka suara lantaran segan dengan guru ngajinya. “Waktunya sesudah dan sebelum mengajar, saat ruangan sepi. Dia panggil korban dan melakukan tindakan senonoh. Mudah-mudahan tidak sampai ada yang dipaksa berhubungan badan. Kami dengan 8 korban besok (hari ini, red) akan visum ke RSUD Gunungjati untuk memastikannya,” terangnya. Sementara itu, Kapolres Cirebon Kabupaten AKBP Suhermanto melalui Kasat Reskrim AKP Kartono Gumilar, membenarkan adanya laporan tersebut. Namun, akan memberikan keterangan lebih lanjut Kamis ini. (cep)

Tags :
Kategori :

Terkait