Kasus Kecelakaan di Cipali, Tim Mabes Polri Sebut Amsor Perlahan Membaik, Mulai Bisa Komunikasi

Jumat 21-06-2019,09:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Kerja polisi belum tuntas. Masih ada misteri pada kasus kecelakaan di Tol Cipali yang menewaskan 12 orang itu. Masih harus terus digali. Terutama dari Amsor (29), pria warga Watubelah yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Tim medis Mabes Polri dan Polda Jabar didampingi tim Polres Majalengka mendatangi RS Mitra Plumbon, Kamis (20/6) sekitar pukul 09.00. Mereka langsung menuju kamar 120, tempat Amsor menjalani perawatan medis. Pemeriksaan itu khusus, soal kejiwaan. Berlangsung hingga lebih dari 3 Jam. Usai pemeriksaan, AKP Dwi Chrismawan dari Mabes Polri mengatakan pihaknya hanya melakukan pemeriksaan dan mengambil data. Terkait hasil pemeriksaan, akan disampaikan pimpinannya. “Kami diperintah pimpinan untuk mengambil data saja. Untuk analisanya nanti di Jakarta. Hasil lengkapnya akan disampaikan langsung oleh pimpinan. Jadi pimpinan yang menyampaikan ke media,” ujarnya saat ditemui media usai melakukan pemeriksaan terhadap Amsor. Dwi mengaku, pihaknya menggali data riwayat psikis Amsor. “Dan kalau kita lihat kondisinya sudah membaik dan sudah melakukan komunikasi. Prosesnya memang masih berjalan. Kita bekerja secara marathon, hasilnya akan ada secepatnya,” katanya. Di tempat yang sama, Kasat Lantas Polres Majalengka AKP Atik Suswanti mengatakan selain melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Amsor, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kelaikan kendaraan bus yang terlibat kecelakaan. Pemeriksaan itu dengan dibantu Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat dan instansi terkait lainnya. “Dari Dishub dan instansi terkait juga ada. Kita lakukan pemeriksaan bus. Hasilnya, bus dalam kondisi normal. Ban, rem, dan mesim juga sudah diperiksa. Semua bagus dan dikatakan dalam kondisi laik jalan. Dari hasil olah TKP, ada juga upaya pengereman dari sopir bus. Ada bekas pengereman,” katanya. Seperti diberitakan, kecelakaan yang menyebabkan 12 orang meregang nyawa itu terjadi Senin dini hari (17/6) sekitar pukul 01.00 WIB. Kecelakaan bermula dari kemelut di dalam Bus Safari Lux Salatiga nopol H 1469 CB. Amsor diduga hendak mengambilalih kemudi. Hal itu membuat bus melaju tak terkendali, pindah jalur, dan terjadi kecelakaan. Versi Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi, saat itu terjadi keributan di bus antara sopir Roni Tampubolon dengan Amsor. Saat itu bus sedang melaju dari arah Jakarta menuju Cirebon. Kapolda mengatakan Amsor menjadi pelaku penyerangan dan ditetapkan sebagai tersangka. “Kami tanyakan ke orangnya (Amsor) kenapa menyerang sopir. Menurut Amsor, dia merasa terancam kalau sopir dan kernet saat berbicara di telepon katanya akan membunuhnya. Ini yang masih kita dalami. Masa iya sopir dan kernet tiba-tiba ingin bunuh penumpangnya,” ujar kapolda. Keluarga Amsor sendiri sudah memberikan respons atas kejadian ini. Misbak (50), kakak Amsor, mengatakan adiknya sebenarnya ingin membela diri. Sang adik ingin merampas telepon genggam sang sopir karena ada pembicaraan dengan pihak lain yang ingin membunuh Amsor. “Adik saya terancam. Dia dengar si sopir menyebut nama Amsor dan perencanaan pembunuhan. Makanya nekat ingin merampas handphone sopir, kemudian berujung kecelakaan. Kalau yang diberitakan adik saya berebut kemudi itu jelas salah. Adik saya hanya ingin mengambil handphone sopir agar si sopir tidak berhubungan dengan seseorang yang mengancamnya,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Kakak Amsor lainnya, Juju (48), berharap polisi melakukan pendalaman dan menelusuri kembali penyebab Amsor melakukan tindakan nekat, menyerang sopir bus hingga akhirnya terjadi kecelakaan. “Kami harap seadil-adilnya. Amsor jangan dulu ditetapkan jadi tersangka. Didalami dulu supaya ada titik terangnya. Supaya terang benderang,” ujar Juju. Juju mengatakan satu hal penting yang perlu didalami polisi adalah percakapan sopir bus dengan pihak lain yang oleh Amsor dianggap sebagai upaya pembunuhan terhadapnya. “Jadi terutama handphone sopir bus. Saya minta polisi telusuri dan cek kembali handphone sopir dan kernetnya. Supaya ketahuan dengan siapa mereka ngobrol dan apa yang diobrolkan. Jangan cuma minta keterangan para saksi saja, yang tidak tahu awalnya,” tandas Juju. (cep)

Tags :
Kategori :

Terkait