Pasca Operasi, Bayi Rahmah Stabil, tapi Belum Lepas Masa Kritis

Sabtu 22-06-2019,10:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Bayi Rahmah Rizqiyyanah Az-zahra dalam kondisi stabil. Kini ditempatkan di ruang khusus PICU (Pediatric Intensive Care Unit) dengan pengawasan penuh 24 jam dari tim dokter, perawat anak, dan tim bedah RSD Gunung Jati. Direktur RSD Gunung Jati dr Bunadi mengatakan seperti pasien lainnya pascaoperasi besar, Rahmah masih dalam perawatan kritis di PICU. Setidaknya untuk satu minggu ke depan akan banyak yang mungkin terjadi pascaoperasi pemisahan. Dalam ruangan PICU, semuanya harus steril dan dibatasi. Untuk sementara tidak semua orang bisa mengunjungi, termasuk kedua orang tuanya. Hanya dokter dan tim medis yang menangani.  “Tiap pagi kami rapat untuk evaluasi kondisi Rahmah. Kami minta semua dokter yang menangani melaporkan perkembangan terakhir. Untuk sementara kondisinya stabil,” kata Bunadi, kemarin. Seperti diketahui, operasi Rahmah Rizqiyyanah Az-zahra dan Rahimah Rizqiyyah Az-zahra pada Kamis lalu (20/6) berjalan sukses. Walaupun pada prosesnya bayi Rahimah tak tertolong karena kondisinya sudah kritis. Menurut Ketua Tim Dokter RSD Gunung Jati dr Taufan Prasetya SpA, tim operasi kembar siam RSD Gunung Jati terdiri dari berbagai spesialisasi kedokteran. Di antaranya dr Tita SpBA dan dr Iwan SpBA sebagai dokter yang melakukan pemisahan di kamar operasi. Mereka didampingi dr Purwadi SpBA dari Tim RSUD dr Soetomo Surabaya. Kemudian, tim anestesi RSD Gunung Jati yang terdiri dari dr Iranima SpAn, dr Widodo SpAn, dr Agung SpAn, dr Bahtiar SpAn dan dr Rossa SpAn. Sebagai pendamping adalah dr Bambang Pujo SpAn dari RSUD dr Soetomo Surabaya. Tim anastesi ini bertanggungjawab dalam proses pembiusan di kamar operasi. Tim dokter anak RSD Gunung Jati juga terlibat. Terdiri dari dr Ari Johari SpA, dr Nurhayati SpA, dr Ilham Bondan SpA dan dr Taufan Prasetya SpA. Tim ini dan tim anastesi bekerjasama dalam perawatan pascoperasi di PICU (Pediatric Intensive Care Unit).  “Selain itu, tindakan operasi juga melibatkan dr Yugos SpBP-RE dari RSDGJ, sebagai ahli bedah plastik dan rekonstruksi. Serta puluhan perawat ahli di bidang bedah,” ungkap dr Taufan Prasetya. Tim operasi kembar siam RSD Gunung Jati juga melibatkan dokter spesialis jantung, dokter spesialis mikrobiologi klinis, dokter spesialis patologi klinik, dokter spesialis radiologi, dokter rehabilitasi medic, serta para perawat PICU. “Utamanya juga dukungan penuh dari Direktur RSDGJ dr Bunadi dan seluruh jajaran manajemen. Sehingga upaya tim dari proses awal sampai dengan akhir berjalan dengan sukses,” ucap pria berkacamata ini. Diceritakan Taufan, tindakan pemisahan bayi kembar siam adalah tindakan jarang dan baru pertama kali di RSD Gunung Jati. Dengan segala risiko dan supervisi dari Tim Pelayanan Terpadu Kembar Siam RSUD dr Soetomo, operasi pemisahan Rahmah dan Rahimah memang harus segera dilakukan. Mengingat kondisi Rahimah yang sudah kritis. Selalu ada risiko dan komplikasi dalam segala tindakan invasiv. Apalagi tindakan pemisahan emergency bayi kembar siam. Namun karena dikerjakan bersama-sama rasanya menjadi lebih ringan. Dan timbul kepercayaan dari semua tim untuk melakukannya. “Supervisi dari Tim RSUD dr Soetomo, mulai dari awal persiapan operasi, operasi, sampai dengan pemantauan pascaoperasi. Alhamdulillah, operasi ini menuntut untuk tidak ada kesalahan sekecil apapun dan itu berhasil kami lalui,” terangnya. Yang membanggakan, kata dia, tindakan operasi dan perawatan pascaoperasi seluruhnya menggunakan fasilitas yang ada di RSD Gunung Jati. Ini membuktikan, rumah sakit milik Pemkot Cirebon ini secara fasilitas dan tenaga dokter mampu melaksanakan operasi kembar siam. Setidaknya, bila nanti ada pasien serupa, pihaknya sudah siap. “Selanjutnya, kami serahkan pada kebijakan manajemen untuk program lanjutan terkait menambah jam terbang kami. Tim dokter dari RSUD dr Soetomo sudah membuka kesempatan dan menginformasikan bila ada kasus yang sama di seluruh Indonesia agar kami juga dilibatkan,” pungkasnya. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait