Kasus Kecelakaan Cipali, Ini Fakta-Fakta Baru Hasil Pemeriksaan Polisi Terhadap Amsor

Sabtu 22-06-2019,10:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA-Muncul lagi fakta-fakta baru terkait tabrakan maut di Tol Cipali yang menewaskan 12 orang itu. Selain telepon selular (ponsel) milik sopir bus yang akhirnya ditemukan, kondisi Amsor juga terus terkuak. Ia terindikasi mengalami gangguan jiwa. Perkembangan penyelidikan kejadian ini kembali diekspos di Mapolres Majalengka, Jumat (21/6). Ada ponsel milik Roni Tampubolon, spor Bus Safari Lux Salatiga nopol H 1469 CB. Smartphone merek Vivo itu akhirnya ditemukan. Polisi ingin melacak percakapan di ponsel warna hitam tersebut. Karena, Amsor mengaku ada percakapan antara Roni dengan pihak lain yang bertujuan ingin membunuhnya. “Percakapan sopir itu masih kita dalami dan nanti kita akan melakukan pemeriksaan terhadap handphone itu. Hasilnya seperti apa, nanti akan kita sampaikan lagi,” kata Kapolres Majalengka AKBP Mariyono. Pada kesempatan itu, kapolres juga menyampaikan hasil dari diagnosa yang dilakukan tim pisikolog Mabes Polri dan Polda Jabar terhadap Amsor. Pertama, pria warga Watubelah, Sumber, Kabupaten Cirebon, itu memiliki paranoid dan ketegangan kecemasan. Dan kedua, adanya gangguan persepsi, bahwa dia merasa diikuti dan diawasi seseorang sehingga menimbulkan halusinasi. Karena itu, Amsor seolah-olah merasa percakapan sang sopir itu. Seakan-akan membicarakan akan membunuh dirinya dan berupaya memberhentikan bus. “Karena itu, dengan cara melompat, dia pun berusaha mengerem bus. Bus hilang kendali dan terjadi tabrakan,” terang kapolres. Kesimpulan dari tim pisikolog Mabes Polri dan Polda Jabar, lanjut kapolres, Amsor mengalami indikasi gangguan kejiwaan tertentu yang mengarah kepada gangguan psikotik dan paranoid. “Hal itu menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan proses penyidikan lebih lanjut,” ujar Mariyono. Meski demikian, polisi juga masih tetap menunggu Amsor pulih. Sebab, sejak pemeriksaan awal hingga saat ini, keterangannya berubah-ubah. Sejauh ini Amsor masih tetap berstatus tersangka. Seperti diberitakan radarcirebon.com sebelumnya, kecelakaan yang menyebabkan 12 orang meregang nyawa itu terjadi di Tol Cipali KM 150 Senin dini hari (17/6) sekitar pukul 01.00. Kecelakaan bermula dari kemelut di dalam Bus Safari Lux Salatiga nopol H 1469 CB. Saat itu bus sedang melaju dari arah Jakarta menuju Cirebon. Amsor tiba-tiba ingin ambilalih kemudi. Hal itulah yang membuat bus tak terkendali, pindah jalur, dan terjadi kecelakaan. Keluarga Amsor sendiri sudah memberikan respons atas kejadian ini. Misbak (50), kakak Amsor, mengatakan adiknya sebenarnya ingin membela diri. Sang adik ingin merampas telepon genggam sang sopir karena ada pembicaraan dengan pihak lain yang ingin membunuh Amsor. “Adik saya terancam. Dia dengar si sopir menyebut nama Amsor dan perencanaan pembunuhan. Makanya nekat ingin merampas handphone sopir, kemudian berujung kecelakaan. Kalau yang diberitakan adik saya berebut kemudi itu jelas salah. Adik saya hanya ingin mengambil handphone sopir agar si sopir tidak berhubungan dengan seseorang yang mengancamnya,” ujar Misbak kepada Radar Cirebon. Kakak Amsor lainnya, Juju (48), berharap polisi melakukan pendalaman dan menelusuri kembali penyebab Amsor melakukan tindakan nekat, menyerang sopir bus hingga terjadi kecelakaan. “Kami harap seadil-adilnya. Amsor jangan dulu ditetapkan jadi tersangka. Didalami dulu supaya ada titik terangnya. Supaya terang benderang,” ujar Juju. Juju mengatakan satu hal penting yang perlu didalami polisi adalah percakapan sopir bus dengan pihak lain yang oleh Amsor dianggap sebagai upaya pembunuhan terhadapnya. “Jadi terutama handphone sopir bus. Saya minta polisi telusuri dan cek kembali handphone sopir dan kernetnya. Supaya ketahuan dengan siapa mereka ngobrol dan apa yang diobrolkan. Jangan cuma minta keterangan para saksi saja, yang tidak tahu awalnya,” tandas Juju. (bae/cep)

Tags :
Kategori :

Terkait