Pemkot Harus Tata Ulang Parkir Badan Jalan

Rabu 03-07-2019,14:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Parkir badan jalan dan perlintasan kereta menjadi penyebab utama kemacetan di pusat kota. Untuk  perlintasan kereta, pemerintah kota bergantung pada pembangunan fly over dari pemerintah pusat. Sementara untuk parkir badan jalan, mestinya penataan bisa dilakukan. Pertumbuhan Kota Cirebon sedikit banyak berdampak kepada kepadatan lalu lintas. Pemerintah Kota Cirebon diharapkan bergerak cepat mencari solusi untuk masalah ini. Bila terus dibiarkan, tahun mendatang, masalahnya bakal kian runyam. Selama tiga hari terakhir, Tim Radar Cirebon melakukan pengakajian sejumlah titik parkir badan jalan. Mulai dari ketersediaan lot parkir hingga jumlah kendaraan yang sanggup ditampung. Secara umum menunjukkan tidak berimbangnya antara kapasitas dan kebutuhan. Di sisi lain, beberapa ruas jalan daya dukungnya kian menurun karena sebagian ruangnya dikorbankan untuk parkir. Dari observasi di empat kawasan perdagangan yakni Jl P Suryanegara (Pagongan), Jl Bahagia, Jl Karanggetas (Toserba Surya-Asia), Jl Pekiringan, rata-rata jumlah kendaraan roda empat yang menggunakan parkir badan jalan di atas 100 unit. Tertinggi ialah Jl Pekiringan dengan 136 mobil pribadi, 21 pikap dan 9 truk. Kawasan ini terpaksa menerapkan parkir ganda, karena lot parkir tidak mampu menampung jumlah permintaan. Di Jl Karanggetas (Toserba Surya-Asia), sedikitnya terdapat 24 mobil pribadi dan 8 pikap yang menggunakan parkir badan jalan. Berikutnya, Jl Bahagia dengan 158 kendaraan pribadi, 11 mobil pikap dan 5 truk. Tidak kalah padat adalah JL P Suryanegara (Pagongan) dengan 108 kendaraan pribadi, 9 pikap, dan 2 truk. Selain parkir badan jalan, observasi juga dilakukan pada sejumlah perlintasan kereta api. Disimpulkan kepadatan terjadi di ruas Jl Nyi Mas Gandasari, Jl Tentara Pelajar dan Jl RA Kartini. Di tiga ruas jalan ini, durasi palang pintu kereta api ditutup bisa mencapai 4 menit. Mengingat ada perlambatan laju kereta karena lokasinya dekat dengan Stasiun Kejaksan dan Stasiun Prujakan. Dari observasi lapangan pula, terlihat frekuensi kereta api melintas cukup tinggi. Dengan rata-rata 12 kereta dalam satu jam. Dan panjang antrean kendaraan setiap kali penutupan perlintasan mencapai 200-500 meter.

Tags :
Kategori :

Terkait