PPDB Offline Indikator Zonasi Gagal, SMAN 8 dan 9 Berharap Ada Limpahan Siswa

Sabtu 06-07-2019,16:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Juteni (37) semringah. Keinginan anaknya untuk sekolah bisa tersalurkan. Padahal, ia tidak paham apa itu zonasi. Juga tidak mengerti Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem online. Saat pendaftaran dibuka, warga RW 10 Suket Duwur, Kelurahan Kalijaga tersebut tak mendaftarkan anak perempuannya. Juteni merasa sudah tidak sanggup membiayai. “Tadinya mau berhenti saja sekolahnya. Kita yang cuma orang kuli ini kan tidak ada biayanya,” ujar Juteni, saat ditemui wartawan Radar Cirebon. Namun, Juteni tak bisa membendung keinginan puterinya sekolah. Dari bisik-bisik tetangga ia dapat informasi kalau SMAN 9 masih membuka pendaftaran. Diajaklah sang anak mendaftar dengan cara manual dan langsung diterima. Ia baru tahu, kalau anaknya mendaftar lewat jalur offline. Kebetulan, rumahnya di Kelurahan Kalijaga masih masuk dalam zonasi SMAN 9. “Alhamdulillah masih bisa diterima. Katanya di sini biayanya juag bisa dicicil, jadi ya pilih di sini,” ucapnya. Juteni, barangkali satu dari sekian banyak orang tua yang mendapat kesempatan kedua karena dibukanya jalur offline. Bedanya, Juteni sudah sangat bersyukur anaknya bisa melanjutkan. Tidak melihat gengsi sekolah dan embel-embel lainnya. Namun, bagi orang tua yang masih mengupayakan anaknya masih ke sekolah yang dianggap “baik”, PPDB offline menghidupkan harapan mereka. Bahkan ada yang rela menunda daftar ulang di sekolah pilihan ketiga, karena masih mengupayakan diterima di pilihan kedua. Ada juga yang megupayakan daftar offline  ke sekolah tertentu. Secara umum, sistem zonasi dalam PPDB SMA tahun ini, menunjukkan indikasi kemunduran. Dibukanya pendaftaran offline, menjadi salah satu indikatornya. Tercatat hingga ditutupnya jalur online, terdapat lima SMAN yang masih kekurangan siswa. Dengan rata-rata keterisian hanya 50 persen dari kuota. Lima sekolah yang dimaksud adalah SMAN 4, 5, 7, 8 dan 9. Namun yang paling mencolok adalah SMAN 8 dan 9. Dibukanya pendaftaran offline tak menolong mereka. Kemarin saja, setelah ditunggu seharian dua sekolah tersebut hanya mendapat tambahan masing-masing satu siswa. Pendaftaran offline ini, menjadi upaya terakhir sekolah untuk memenuhi kuota siswa. Meski penambahannya belum menunjukkan angka signifikan. Di SMAN 9 misalnya. Hingga hari kelima dibuka offline, baru 15 siswa yang mendaftar. Dengan tambahan ini, jumlah siswa yang sudah diterima menjadi 272. Namun mengacu pada kuota penerimaan, masih ada kekurangan 124 siswa. Abdul Wahab, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 9 Cirebon berharap ada limpahan siswa. Mengingat masih adanya siswa yang belum diterima di sekolah manapun. “Hari ini ada satu yang daftar. Masih jauh dari total 396 siswa,” ujar. Pada PPDB Tahun lalu, SMAN 9 juga mengalami kekurangan siswa. Namun bisa kuotanya bisa dipenuhi setelah mendapatkan limpahan siswa dari sekolah negeri lain. Ia memprediksi, tahun ini kondisinya berbeda. Sekolah negeri yang biasanya diburu, tahun ini malah kekurangan siswa. “Biasanya yang kurang siswa paling SMAN 8 dan 9 saja. Sekarang ini, SMAN 4, 5 dan 7 juga masih kekurangan,” katanya. Dengan adanya jalur offline, Wahab menduga, calon siswa lebih memilih tiga sekolah yang disebutkan tadi. Mengingat secara akses jauh lebih mudah dan berada di kawasan pendidikan Jl Perjuangan. Wahab berharap, hingga penutupan PPDB offline pada tanggal 15 Juli nanti, setidaknya jumlah siswa yang diterima bisa mendekati kuota yang tersedia. Kalaupun tidak full, setidaknya bisa 10 rombongan belajar (rombel). Kondisi serupa juga dialami oleh SMAN 8 Cirebon. Pada hari kelima siswa yang mendaftar hanya 1 orang. Yana Kuswana, Wakasek Kurikulum SMAN 8 mengatakan, masalah akses memang masih menjadi permasalahan. Sehingga dalam proses PPDB, dari tahun ke tahun, pihaknya hanya menunggu limpahan siswa dari SMAN lainya. “Udah dari dulu kami mengajukan supaya ada angkot masuk sini. Sampai sekarang masih seperti ini. Mudah mudahan bisa dipenuhi lah,” tandasya. SMAN 8 Cirebon memiliki kuota siswa sebanyak 396 siswa. Tetapi yang diterima baru sebanyak 303 siswa. Termasuk 44 siswa dari jalur offline. Sehingga pihaknya masih kekurangan 93 siswa lagi. (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait