Angin Kencang, Nelayan Samadikun Takut Melaut

Selasa 23-07-2019,12:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Angin kencang serta gelombang tinggi yang melanda perairan Cirebon, membuat sebagian nelayan tidak berani melaut. Diperkirakan kondisi seperti ini akan terjadi hingga bulan september mendatang. Seperti yang dirasakan oleh sebagian nelayan Kampung Samadikun Kelurahan Kesenden. Sejak cuaca buruk melanda, nelayan kecil dengan ukuran kapal kurang dari 3 gross ton (GT) tidak melaut. Akibatnya sebagian dari mereka alih profesi untuk sementara waktu. \"Kalau sekarang sih sambil menunggu cuaca buruk reda, ada yang kerja bangunan, ada yang narik becak. Macam macam,\" ujar Ketua Kerukunan Nelayan Samadikun Sofyan kepada Radar Cirebon. Menurut Sofyan, kondisi ini kemungkinan akan terjadi hingga bulan September mendatang. Puluhan kapal terlihat disandarkan oleh pemiliknya di sepanjang Sungai Kedung Pane atau Kali Tangkil. Di sisi lain, Nelayan yang tidak memiliki pekerjaan sampingan hanya bisa melakukan aktivitas perbaikan kapal, jaring dan alat tangkap lainya untuk mengisi waktu di saat tidak melaut. Namun demikian, ada nelayan lain masih nekat melaut. Meskipun hanya bisa mencari udang di dekat pesisir pantai saja. Mereka tidak berani berlayar hingga ke tengah laut karena gelombangnya bisa mencapai 2 meter. Dengan begitu, otomatis hasil tangkapan udang pun menurun drastis. Para nelayan hanya bisa memperoleh 2 kg udang saja dalam sekali melaut. \"Kalau biasanya melautnya full, dari subuh sampai jam 2 siang. Sekarang paling sampai jam 10 saja. Itu juga cuma dipinggir,\" jelas Sofyan. Dirinya berharap ada bantuan dari pemerintah untuk para nelayan yang sedang mengalami musim paceklik ini. \"semoga ada bantuan. Karena kalau musim paceklik seperti ini, tidak banyak yang dilakukan nelayan. Sementara penghasilan tidak ada karena tidak sudah lama tidak melaut,\" tukasnya. Rowandi (32), memilih mencari tangkapan di pinggir lantaran khawatir terjadi kecelakaan karena kondisi angin yang kencang serta gelombang cukup tinggi. Rowandi mengaku hanya mencari tangkapan di pinggiran laut menggunakan jaring. Alhasil tangkapannya pun mengalami penurunan. \"Paling dapat dua kilogram. Sekarang sih enggak cari ikan, carinya kepiting yang di pinggir-pinggir. Ya enggak berani ke tengah (laut),\" ucap Rowandi.  (awr)

Tags :
Kategori :

Terkait