Warga Ligung Lestarikan Adat Napak Tilas Tamba Sawah

Jumat 14-02-2020,22:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

MAJALENGKA- Puluhan tokoh masyarakat dan petani, Desa Leuweunghapit Kecamatan Ligung, Kamis sore (13/2) bersama perangkat desa melestarikan adat desa yaitu melakukan napak tilas tamba sawah.

Kegiatan napak tilas ini biasa dilakukan pada musim tanam pertama (MT I) disetiap tahunnya, disaat tanaman padi baru berumur satu bulan dan mengambil momen di Kamis sore atau sore jumat keliwon.

Kegiatan Napak Tilas Tamba Sawah ini merupakan adat desa yang positif dan perlu dilestarikan sehingga adat tersebut tidak musnah di gilas oleh lajunya jaman. Tujuan dari kegiatan ini adalah, untuk memohon kepada sang pencipta Allah SWT, agar tanaman padi yang baru berumur satu bulan ini bisa tumbuh subur dan terhindar dari semua hama pengganggu tanaman padi.

Napak tilas tamba sawah dinilai cukup unik, karena semua masyarakat yang ijut napak tilas dipimpin oleh sang kades tanpa kecuali melakukan jalan kaki menyusuri perbatasan desa sambil memercikan air yang sudah diberikan doa ateu mantra. Terus si pembawa air doa seraya memercikan air di sepanjang perbatasan desa dilarang untuk berbicara apapun, atau harus melakukan puasa bicara.

Kades Leuweunghapit, bersama masyarakat melakukan perjalanan napak tilasnya dimulai dari Blok Cikamangi Desa Lewuweunghapit  yang berbatasan langsung dengan Desa Bantarwaru, terus menyusur pinggir sungai cikamangi, berlanjut ke perbatasan Desa Kedungkencana, Kodasari, dan Desa Lojikobong Kecamatan Sumberjaya dan berakhir dititik awal saat berangkat.

Kades Leuweunghapit Didi Suryadi, menuturkan, Napak Tilas Tamba Sawah ini adalah tradisi yang sudah turun temurun. Adat desa ini sangat positip dan perlu dilestarikan, dengan melakukan jalan kaki, kita semua jadi tahu akan batas batas desa. Disamping itu juga manfaat napak tilas ini tentunya adalah kesehatan.

\"Dengan berjalan kaki sekita 3 jam menyusuri sawah juga melintasi sungai, manfaatnya kita ini jadi sehat, disamping itu pemdes dan masyarakat akan tahu kondisi dilapangan yang sebenarnya. Sehingga dari kegiatan napak tilas ini bisa untuk referensi pembangunan dimasa yang akan datang.\" Ucap Kades Didi.

Masih di katakan Kades Didi, dengan melakukan napak tilas tamba desa dengan jalan kaki menyusuri perbatasan, pihaknya bisa mengetahui kebutuhan masyarakat khususnya para petani.

\"Jadi hikmah yang bisa diambil dari kegiatan ini, disamping kita semua berharap panen yang berlimpah, pemdes juga bisa memiliki referensi untuk pembangunan dimasa yang akan datang.\" Tutur Kades Didi seusai kegiatan.

Ditempat yang sama, Wasman selaku pembawa air doa, menuturkan, dirinya sudah biasa dipercaya untuk membawa air doa di acara napak tilas tamba sawah ini. Di akuinya, ini adalah tugas mulia yang harus dijalankan dengan baik, karena tidak semua orang bisa melakukannya, ada syarat dan ketentuan yang harus dilakukan sepanjang perjalanan napak tilas.

\"Kita berjalan mengintari perbatasan desa sekitar 3 jam tanpa berhenti sambil memercikan air doa. Disepanjang itu pula saya selaku pembawa air dilarang keras untuk berbicara dengan siapapun alias melakukan puasa bicara atau membisukan diri, hal ini dilakukan agar saya bisa khusu berdoa memohon keselamatan kepada sang pencipta agar kita semua diberikan keselamatan serta panen yang berlimpah ,” uarnya singkat. (bae)

Tags :
Kategori :

Terkait