CIREBON - Masih di triwulan pertama, perkembangan ekonomi Cirebon dinilai tumbuh positif meski ada keterlambatan. Dengan adanya berbagai isu ekonomi global, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon pun terus memonitor harga komoditi yang dianggap akan mempengaruhi inflasi, salah satunya bawang putih.
Sempat naik beberapa waktu lalu karena isu virus corona, Kepala KPw BI Cirebon, Bakti Artanta mengungkapkan, bawang putih menjadi salah satu komoditi yang ikut menyumbang inflasi di tahun sebelumnya sebesar 0,01 persen. Pasokan bawang putih sendiri hingga saat ini 95 persen didapatkan dengan impor. Pihaknya pun akan memantau harga bawang putih dan menggelontorkan bawang putih dengan pertimbangan TPID, jika harga terus melonjak dan pasokan tak ada.
\"Tapi dari hasi pantauan kami, harga bawang putih berangsur membaik dan pasokannya kini mulai ada, kami tetap pantau,\" ungkapnya.
Dalam tujuh bulan belakang, kondisi komoditas sendiri di Cirebon mengalami deflasi. Kenaikan harga komoditi mulai terjadi saat Januari di momen Imlek. Sumbangsih inflasi di tahun ini, diprediksi akan terpengaruh oleh beberapa faktor seperti kenaikan iuran BPJS, kenaikan cukai rokok dan harga eceran rokok, serta kenaikan ruas tol.
Menyikapi hal ini, yang bisa dilakukan KPw BI Cirebon pun berkolaborasi dengan TPID untuk ketersediaan komoditas pangan. \"Ketersediaan pasokan dan harga harus bisa dikendalikan seperti bawang merah, bawang putih, cabai, gula, dan telur. Karena untuk Administered Prices tidak bisa dikendalikan, (kewenangan pemerintah),\" tukasnya. (apr)