Imbas Banjir Jakarta, Kerugian Bisnis Capai Rp1 Triliun

Rabu 26-02-2020,20:15 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

KELANJUTAN bencana banjir di Jakarta dan sekitarnya yang terjadi di awal tahun kemarin pada akhir bulan Februari ini paling parah. Hal ini karena sejumlah aktivitas bisnis lumpuh total. Kerugian ditaksir mencapai Rp1 triliun.

Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan banjir berdampak bagi pelaku usaha di semua sektor. Misalkan, ritel, restoran, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pengelola destinasi wisata, pengelola taksi, Grab, dan Gojek.

Sarman menghitung, terdapat 400 toko ritel diperkirakan tutup karena terkena dampak banjir. Jika satu toko memiliki pelanggan sekitar 100 orang, maka ada 40 ribu jumlah pelanggan yang hilang.

“Kalau satu orang belanja Rp250 ribu, maka kerugian diperkirakan mencapai Rp10 miliar per hari,” ujar dia dalam keterangan persnya, kemarin (25/2).

Angka tersebut, kata dia, belum termasuk toko ritel yang ada di dalam mal dan pasar tradisional. Jika ada sekitar 82 mal yang tutup dengan rata-rata jumlah pengunjung saat libur tahun baru mencapai 5 ribu orang. Adapun satu orang belanja minimal Rp200 ribu, maka transaksi mencapai Rp82 miliar per hari.

“Nah, akibat banjir terjadi penurunan pengunjung sekitar 50 persen, sehingga kerugian ditaksir Rp 41 miliar,” katanya.

Dia melanjutkan, terdapat 28 pasar tradisional yang terkena imbas banjir. Akibat itu 7 ribu ribu pedagang tidak bisa berjualan. Jika rata-rata penjualan sekitar Rp500 ribu per pedagang, maka terjadi kerugian Rp3,5 miliar.

2

Untuk sektor pariwisata di Jabodetabek, kata dia, akibat banjir terjadi penurunan hingga 50-70 pesen pengunjung. Sedangkan untuk Taksi, Grab dan Gojek mengalami penurunan omzet mencapai 70 persen akibat banjir. Jumlah taksi online di Jabodetabek mencapai 36 ribu kendaraan, jika omzet menurun rata-rata Rp100 ribu maka kerugian Rp3,6 miliar.

“Jika kita kalikan selama lima hari sampai suasana banjir, maka taksiran kerugian mencapai minimal Rp675.270.000.000. Jika ditambah dengan kerugian langsung (taksi dan pedagang pasar sekitar Rp370 miliar) perkiraan kerugian mencapai Rp1.045.270.000.000,\" tutur dia.

Dia menambahkan, kerugian tersebut belum termasuk kerugian material yang langsung dialami warga terkena banjir, antara lain mobil, motor, barang elektronik, sofa, surat-surat berharga dan perabotan rumah tangga yang angkanya juga bisa mencapai ratusan miliar. “Ini adalah perkiraan, tidak ada data yang pasti,” ucap dia.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, banjir kali ini diprediksi membuat pelaku usaha logistik mengalami kerugian hingga mencapai Rp40-45 miliar. Sebab aktivitas pengiriman logistik di beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya terpaksa berhenti.

“Dampaknya cukup besar karena Tanjung Priok juga banjir, pengiriman dalam kota Jabodetabek juga terhambat,” ungkap Zaldy.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menambahkan, ada sekitar 6 ribu truk tak beroperasi karena banjir. Dia menghitung, Jika satu truk dalam sekali angkutan memperoleh Rp2 juta, maka ditaksir kerugian hari ini mencapai Rp1,2 miliar untuk perjalanan truk saja.

“Kalau kita prediksi sekitar 6 ribu truk nggak bisa beroperasi. Ya secara kasar kalau satu mobil mengangkut itu Rp2 juta ya sekitar Rp1,2 miliar lah kerugiannya,” kata dia.

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, banjir kali ini terparah dibandingkan awal tahun kemarin. Selain itu, bencana banjir terjadi pada hari kerja sehingga menyebabkan roda ekonomi di Jakarta dan sekitar mengalami kerugian yang cukup besar.

Tags :
Kategori :

Terkait