Waspada, Hujan Lebat Hingga Maret

Rabu 26-02-2020,23:00 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

JAKARTA-Hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi hingga Maret 2020. Waspadai bencana banjir, karena dua siklon tropis masih berada di wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) R Mulyono Rahadi Prabowo memperingatkan agar masyarakat waspada atas potensi hujan lebat yang masih akan terus terjadi sebagian besar wilayah Indonesia. Hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi hingga Maret. “Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, pola tekanan rendah di wilayah belahan bumi selatan (BBS) masih cukup aktif berpengaruh pada pembentukan potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia,” katanya di kantor BMKG Jakarta, Selasa (25/2).

Dia menegaskan, cuaca ekstrem masih dapat terjadi hingga periode Maret mendatang. Menurutnya, banyak wilayah di Indonesia yang mengalami dampak dari siklon tropis Ferdinand dan siklon tropis Esther. “Badai Ferdinand, mulai terdeteksi pada 24 Februari di Samudera Hindia selatan NTB,” katanya.

Dijelaskannya, sirkulasi angin di wilayah Samudera Hindia barat daya Banten menyebabkan pembentukan pola pertemuan massa udara yang memanjang. Pertemuan massa itu memanjang di Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT. “Belokan angin juga terpantau terbentuk di sekitar wilayah Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Maluku,” ungkapnya.

Dia mengatakan labilitas udara cukup kuat di beberapa wilayah yang berkontribusi pada peningkatan konektivitas skala lokal. Kondisi tersebut terutama di pesisir barat Sumatera, Aceh, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, sebagian besar Jawa, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua. “Kondisi itu menyebabkan potensi hujan dengan intensitas lebat yang terjadi secara terus menerus dalam sepekan kedepan,\" terangnya.

Dia membeberkan, beberapa daerah yang masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi yaitu Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Bali. “Wilayah itu berpotensi terjadi hingga 28 Februari,” katanya. Selanjutnya, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab menambahkan selain dampak siklon tropis, saat ini aliran massa udara yang bertiup di atas wilayah Indonesia banyak mengandung uap air. “Selain itu juga terdapat daerah pertemuan angin. Kedua fenomena ini ditambah dengan keberadaan siklon tropis Esther dan siklon tropis Ferdinan berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan,” katanya.

2

Fachri mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.

Selain hujan, dampak kedua siklon tersebut juga membuat gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia. Potensi gelombang tinggi 1,25-2,5 meter terjadi di Samudra Hindia selatan Kupang, Pulau Rote, perairan selatan Kupang, Laut Sawu bagian utara, Laut Sawu bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, Laut Arafuru bagian barat, Laut Arafuru bagian timur, Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Kai, perairan selatan Pulau Seram, perairan Kepulauan Tanimbar dan perairan Yos Sudarso.

“Gelombang dengan ketinggian 2,5-4 meter berpotensi terjadi di perairan selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, selatan NTB, Samudra Hindia selatan Pulau Sumba, Pulau Sabu, Laut Arafuru bagian tengah, Laut Arafuru bagian Timur dan Laut Arafuru selatan Merauke,\" bebernya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan penyebab banjir di Jakarta selain hujan adalah pengambilan air tanah secara berlebihan.

“Pengambilan air tanah yang cukup banyak berimbas pada penurunan permukaan daratan di Jakarta sehingga menjadi salah satu penyebab banjir,\" katanya. (gw/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait