MAJALENGKA - Kepala Desa Heuleut, Kecamatan Leuwimunding, Andri SP bakal mengembangkan pertanian organik di wilayahnya. Hal tersebut berdasarkan pengalaman bekerja di perusahaan bidang pertanian organik.
\"Mayoritas penduduk kami itu adalah petani. Majalengka dan khususnya Leuwimunding memiliki potensi yang besar terutama di bidang pertanian. Sehingga perlu dilakukan terobosan dan upaya untuk mengembangkan potensi tersebut,\" ujar Andri di kantornya, Rabu (4/3).
Mengembangkan potensi tersebut diakui Andri bukanlah hal yang mudah. Karena masyarakat harus diberikan pemahaman dan mengubah paradigma dari pestisida ke organik.
Dijelaskan, pertanian berbasis organik memiliki banyak manfaat baik bagi media tanam hingga jenis pertanian tersebut. Namun selama ini masyarakat masih berpatokan kepada jenis tanaman padi dan hortikultura.
\"Kita perlu merubah pemahaman masyarakat dulu. Karena biar bagaimanapun tidak akan maksimal jika mindset masyarakat belum diubah tentang pola serta teknik dan jenis tanaman,\" jelasnya.
Dia mengungkapkan, sejak 2012 lalu dirinya malang melintang ke berbagai daerah di nusantara untuk mengembangkan potensi pertanian berbasis organik. Di antaranya Madura dan NTT.
Karenanya Andri ingin mengembangkan potensi tersebut di daerah kelahirannya yakni Heuleut, Kecamatan Leuwimunding. Majalengka memiliki potensi pertanian yang cukup besar khususnya di wilayah III Cirebon setelah Kabupaten Indramayu.
\"Beberapa tanaman bisa padi, jagung, kacang-kacangan, hortikultura itu bisa dijadikan media atau objek yang akan kita kembangkan. Dengan memanfaatkan pupuk kandang yang akan keluar jamur dari bahan baku setelah di ekstrak. Namun tugas berat yaitu mengembalikan kepercayaan masyarakat,\" paparnya.
Menurut dia, infrastruktur di berbagai wilayah di Majalengka memang sudah dinilai layak dan tersisa beberapa titik lagi. Ke depan pengembangan potensi terutama SDMharus dilakukan.
\"Di Heuleut itu, petani tidak bisa beralih dari padi ke cabai dan bawang. Mereka terus terfokus hanya ke padi dan padi saja. Sementara potensi itu banyak. Sehingga kami step by step ingin mengubah pola seperti itu,\" tukasnya.
Minimalnya, lanjut Andri, pihaknya akan memberikan contoh yang mulai dikembangkan di tanah bengkok desa. Dari luasan sekitar 18 hektare, sebagiannya ada lahan yang tidak digarap hingga sampai dilelang tidak laku. (ono)