Desak BBWS Segera Normalisasi Sungai

Sabtu 07-03-2020,18:30 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

CIREBON - Pemkab Cirebon dan Pemkab Kuningan sepakat untuk meningkatkan pembangunan dan pengembangan wilayah perbatasan. Tak hanya itu, kedua daerah bertetangga tersebut sepakat untuk melakukan penanganan banjir secara bersama-sama.

Hal tersebut disampaikan dua kepala daerah tersebut usai pertemuan dengan tajuk Forum Group Discussion (FGD) yang digelar di ruang pertemuan Pendopo Bupati Cirebon, Jumat (6/3) pagi.

Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg menyebut, ada beberapa poin yang menjadi pembahasan dalam pertemuan tersebut. Di antaranya persoalan infrastruktur di wilayah perbatasan yang mendesak untuk segera dikembangkan. Kemudian, persoalan isu kesehatan warga perbatasan serta sektor pariwisata.

\"Ada beberapa poin yang akan segera ditindaklanjuti seperti infrastruktur perbatasan yang nantinya akan diusulkan ke provinsi. Pembasahan kerja sama soal pariwisata. Jadi, seperti ada paket wisata yang nanti destinasinya ada di Kuningan dan Cirebon,\" ujarnya.

Yang tak kalah penting, dalam pertemuan tersebut adalah isu penanganan banjir yang harus segera dicarikan solusinya. Pasalnya, persoalan banjir yang terjadi di Kabupaten Cirebon, tidak lepas dari kondisi yang terjadi di Kabupaten Kuningan.

\"Kita semua tahu, sungai-sungai yang ada di wilayah kita ini berhulu di Kuningan. Kalau debit dari sana besar, kita pasti kebanjiran. Poin-poin inilah yang nantinya akan kita bahas bersama dengan instansi terkait, seperti BBWS maupun Pemprov Jabar. Kita mendesak ada penanganan serius dari BBWS untuk masalah banjir,\" imbuhnya.

Ditegaskan Imron, persoalan banjir yang terjadi saat ini, bukan tidak bisa diselesaikan. Namun perlu sinergitas dan peran serta banyak elemen, termasuk kerja sama beberapa kepala daerah.

2

“Kita ingin agar musim hujan tidak kebanjiran, dan saat kemarau tidak kekeringan. Mungkin kita butuh embung, situ atau bendungan. Agar air bisa dikelola dengan baik,” bebernya.

Sementara itu, Bupati Kuningan H Acep Purnama yang saat itu datang bersama sejumlah kepala dinas dan stafnya mengakui, banjir yang terjadi di wilayahnya dan Kabupaten Cirebon, karena kondisi sungai yang mayoritas mengalami pendangkalan. Sehingga tidak bisa maksimal dalam menampung debit air.

\"Saya kira penyebab banjir adalah akibat sungai yang tidak pernah dinormalisasi. Sehingga terjadi sedimentasi. Sungai-sungai menjadi dangkal dan menjadi penyebab banjir,\" jelasnya.

Ditambahkan Acep, dalam pertemuan tersebut Kabupaten Cirebon dan Kuningan sepakat bahwa dalam pengembangan dan pembangunan wilayah perbatasan, Kuningan dan Cirebon punya semangat, tanggung jawab dan kewajiban yang sama.

“Kita sepakat, hak dan kewajiban kita sama. Ini salah satu ikhtiar kita untuk mengatasi persoalan ini bersama-sama. Bagaimana air kita olah agar bermanfaat. Saat musim hujan tidak menjadi banjir, dan saat kemarau air tidak langka atau kekeringan,” katanya.

Ia pun mengklaim, tidak terjadi alih fungsi lahan ataupun kerusakan lainnya di wilayah hulu yang kemudian menjadi penyebab banjir. Ditegaskannya, sudah menjadi kodrat air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

\"Bisa dilihat sekitar aliran sungai yang dari Kuningan menuju Cirebon itu hijau. Tidak ada alih fungsi lahan. Banjir itu terjadi karena sungainya yang mengalami pendangkalan. Kita mendesak BBWS segera melakukan normalisasi,\" bebernya.

Namun demikian, Acep menyambut positif pertemuan tersebut. Dia menyebut, kerja sama yang dibangun Pemkab Cirebon dan Kuningan diharapkan bisa mempercepat pengembangan dan pembangunan di wilayah perbatasan. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait