Dodol Garut Anti Stunting

Jumat 13-03-2020,19:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

GARUT – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil, mengapresiasi ide dan kreativitas Puskesmas Pasundan di Kampung Taringgul, Kelurahan Margawati, Kecamatan/Kabupaten Garut. Para pegiat puskesmas menciptakan olahan makanan kekinian berbahan daun kelor. Menurut Atalia, daun kelor khas nusantara mampu memenuhi gizi dan ampuh menekan angka stunting (kecebolan) pada anak.

Olahan dauh kelor made in Puskesmas Pasundan dikerjasamakan dengan beberapa pengusaha dodol Garut dan pemilik merek Chocodot dengan membuat dodol daun kelor serta cokelat daun kelor. Selain itu, ada pula olahan baso aci daun kelor dengan target pasar anak dan remaja.

“Beberapa pengusaha seperti yang kita kenal, ada dodol Garut dan Chocodot, mereka menghasilkan juga produk-produk yang berkaitan dengan kesehatan dan menurunkan angka stunting,” ujar Atalia saat Sarling (Siaran Keliling) di Posyandu Asyifa dan Puskesmas Pasundan, Kabupaten Garut, Rabu (11/3).

“Ini bagus sekali sebagai inovasi. Mudah-mudahan betul-betul bisa menekan kaitannya dengan stunting,”  tambahnya.

Sanitarian Puskesmas Pasundan, Meisya Dewi Rahayu menyebut, selain untuk menekan angka stunting, olahan daun kelor juga bertujuan mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas Pasundan.

Masuk akal jika Puskesmas Pasundan menjadikan remaja putri sebagai sasaran utama. Hal itu mengingat pentingnya mempersiapkan para remaja ini sebelum menjadi ibu.

“Daun kelor itu memiliki kandungan Fe (zat besi) tinggi. Alasannya, AKI dan AKB di wilayah kerja puskesmas kami masih tinggi. Jadi, kita ‘tembaknya’ remaja putri. Remaja putri kan calon ibu hamil, jadi harus dipersiapkan dari awal, mulai dari makanan yang bernutrisi,” tutur Meisya.

2

Puskesmas Pasundan menggagas gerakan yang dicetuskan bernama Gadis Pasundan, kependekan dari Gerakan Antisipasi Defisiensi Zat Besi. Gadis Pasundan menggerakkan berbagai stake holder, mulai dari kader, masyarakat, maupun sektor industri yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pasundan.

“Kelornya dari masyarakat yang ada di sekitar, industri yang mengolah, kita punya idenya, kita punya gerakannya. Jadi kita berkolaborasi, berkoordinasi menjadi satu inovasi,” ujar Meisya.

Meisya menambahkan, produk-produk olahan daun kelor ini tidak hanya dipasarkan di wilayah Puskesmas Pasundan dan Kabupaten Garut saja, melainkan sudah disebar ke luar wilayah. Bahkan diperkenalkan ke luar negeri. (rls)

Tags :
Kategori :

Terkait