Menjadi Ayah

Selasa 17-03-2020,05:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

HATI-hatilah menjadi ayah. Anak Anda yang masih kecil pasti memperhatikan Anda. Diam-diam. Lalu merekam semua itu dalam kesadaran kecilnya. Lantas tumbuh menjadi obsesi: ingin seperti ayah!

Apa pun pekerjaan sang Ayah, si anak punya keinginan mengikuti sang ayah. Termasuk Rizal Abdi. Yang ayahnya bekerja di bengkel mobil. Pekerja bengkel. “Cita-cita tertinggi saya harus bisa seperti ayah: bekerja di bengkel,” ujar Rizal.

Apalagi ketika ayahnya naik pangkat menjadi kepala bengkel. Rasanya jabatan ayahnya itulah yang tertinggi di dunia. Di dalam hatinya terpatri seperti tidak ada jabatan yang lebih hebat dari kepala bengkel. Maka Rizal pun sekolah di STM-Pembangunan. Yang saat ia kelas 3 berubah menjadi SMK.

Cita-citanya menjadi orang bengkel seperti di depan mata ketika Rizal diterima magang di bengkel Toyota di Surabaya. Yakni saat ia di kelas 2 STM jurusan mesin. Keseriusan bapaknya bekerja di bengkel membuat Rizal bekerja keras seperti bukan sedang magang. Begitu pula saat magang lagi untuk yang kedua, di kelas 3.

Rizal pun menjadi anak magang favorit di bengkel itu. Maka begitu lulus SMK Rizal langsung diterima untuk bekerja di situ. Tapi Rizal harus kuliah dulu. Semula ingin ia rangkap. Siang bekerja di bengkel Toyota. Malamnya kuliah di Fakultas Teknik ITATS Surabaya.

Tapi, pulang kuliah malam itu Rizal dirampok di jalan sepi. Dekat jembatan Nginden. Sepeda motornya dipepet dua sepeda motor. Rizal dibacok dari kanan. Untung kena spion. Dan sedikit tangan kanannya. Berdarah. Sepeda motor yang membacok jatuh. Rizal balik arah. Dikejar. Tapi segera sampai di pompa bensin. Rizal masuk ke situ dan menjatuhkan diri: lemas.

Sejak itu Rizal kuliah siang. Berhentilah dari bengkel Toyota. Begitu tamat ITATS Rizal diterima di bengkel Honda. Cita-cita Rizal pun tercapai: kerja di bengkel. Itulah cita-cita tahap I. Ternyata ia mampu menjadi seperti ayahnya. Yang ia belum mampu adalah menjadi kepala bengkel. Itulah cita-cita Rizal berikutnya.

2

Mungkin perlu waktu panjang. Ia melihat terlalu banyak orang yang lebih senior di bengkel itu. Tapi di saat Rizal berumur 29 tahun kesempatan itu datang. Jauh lebih cepat dari yang ia bayangkan. Saat itu ada pengusaha yang membangun bengkel Honda di Mojokerto--50 Km di barat Surabaya.

Mula-mula teman Rizal yang ditugaskan menjadi kepala bengkel di sana. Hanya tahan dua minggu. Si pengusaha merasa tidak cocok. Ia minta agar Honda mengirim tenaga yang lain. Pengganti itu pun hanya tahan dua bulan. Si pengusaha minta diganti. Yang lebih bagus lagi. Dikirimlah Rizal.

Waktu itu Rizal sudah punya piagam “juara nasional” teknisi Honda. Ia memang diikutkan kejuaraan nasional setelah menjuarai tingkat Provinsi Jatim. Yang dilombakan mulai dari keramahan menyambut mobil konsumen sampai kecepatan menyelesaikan masalah. Misalnya, ia harus tahu siapa nama pemilik atau yang membawa mobil ke bengkel itu.

Untuk itu ia harus memperkenalkan diri dulu kepada tamunya. Dengan sikap yang ramah tapi meyakinkan. Lalu bertanya siapa nama sang tamu. Juga dengan nada dan gaya bertanya yang sopan, menghargai dan percaya diri.

Sejak mengetahui nama sang tamu, petugas bengkel harus selalu menyebut nama tamunya itu di setiap pertanyaannya. Misalnya: Bu Rina, ada keluhan apa? Menurut doktrin Honda, setidaknya petugas harus menyebut nama tamunya tujuh kali --dari saat datang sampai mobil siap ditangani.

“Waktu lomba, saya bisa sampai menyebut nama tamu sembilan kali,” ujar Rizal. Pun saat menyelesaikan masalah mobil sang tamu. Rizal yang paling cepat waktunya dan benar prosesnya.

Begitu ditugaskan menjadi kepala bengkel di Mojokerto itu Rizal pun tahu: ini bukan lagi hanya masalah kepintaran teknis. Ini sudah menyangkut kemampuan manajemen dan leadership. Tapi yang lebih penting lagi: ini menyangkut mimpi untuk bisa mendapat jabatan kepala bengkel seperti ayahnya.

Ia tahu mengapa pemilik bengkel di Mojokerto itu tidak puas dengan dua temannya terdahulu: bengkel baru dan besar itu sering kosong. Setiap hari hanya 14 mobil yang diservis di situ. Rizal tidak mempersoalkan bahwa ia harus kehilangan status sebagai karyawan bengkel Honda. Ia harus pindah menjadi karyawan pengusaha Mojokerto itu.

Tags :
Kategori :

Terkait