950 Madrasah DTA Diliburkan 2 Pekan

Selasa 17-03-2020,14:00 WIB
Reporter : Agus Rahmat
Editor : Agus Rahmat

INDRAMAYU- Sekolah non formal di bawah naungan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu turut diliburkan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19.Hal itu menindaklanjuti surat edaran dari pemerintah, Kemenag, serta Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jawa Barat.

Ketua DPC FKDT Kabupaten Indramayu Asfuri SAg MPd membenarkan mulai tanggal 16 sampai 28 Maret seluruh Madrasah Diniyah Takmaliyah Awaliyah (MDTA) libur untuk sementara waktu. Terdata sebanyak 950 MDTA dengan jumlah siswa mencapai 112 ribu anak.

“Sudah dikuti oleh semua pengurus MDTA, untuk sementara waktu peserta didik belajar dirumah masing-masing. Hal ini demi mencegah penyebaran virus corona termasuk kelingkungan madrasah,” kata dia kepada Radar, Senin (16/3).

Asfuri menegaskan, meski madrasah diliburkan namun para guru diminta untuk tetap melakukan tugas pemantauan. Karena itu siswa madrasah dapat diberi tugas agar bisa tetap melaksanakan kegiatan belajar atau aktivitas lainnya yang bermanfaat selama berada dirumah. “Teknisnya diserahkan ke masing-masing MDTA. Mungkin dengan diberi tugas yang diserahkan nanti saat masuk,” katanya.

Selain itu, pihak madrasah juga diminta berperan aktif untuk menginformasikan kepada seluruh orang tua siswa agar meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anaknya selama diliburkan.Asfuri berharap, orang tua tetap menjaga anak-anaknya di rumah sambil belajar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya pencegahan terhadap Covid-19.

Sementara itu, sekolah-sekolah di Indramayu juga mulai memberlakukan kegiatan belajar mengajar lewat daring atau online. Salah sarunya di SMAN 1 Sindang Kabupaten Indramayu. Kepala SMAN 1 Sindang Drs Sulkhin MPd menyatakan sangat mendukung kebijakan pemerintah tersebut.

Menurut Sulkhin, upaya apapun mesti dilakukan guna mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 agar tidak semakin meluas. “Kita tentu saja harus mendukung kebijakan pemerintah. Karena penyebaran virus sendiri itu antarmanusia. Jika dikumpulkan orang kita di sini ada 1.300 orang, kalau satu terkena, semua juga ikut kena,” kata Sulkhin, Senin (16/3).

2

Adapun mengenai metode belajar yang dilakukan, akan dipusatkan melalui grup WhatsApp kelas masing-masing. Dengan cara ini guru-guru akan memantau kegiatan belajar mengajar dengan memberikan materi dan tugas yang mesti dikerjakan oleh siswa dari sekolah.

Dikatakan, untuk minggu pertama materi yang akan diberikan meliputi materi-materi terkait virus corona, seperti apa itu virus corona, bagaimana pencegahannya, serta edukasi agar anak menerapkan prilaku pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Sedangkan di minggu kedua, para siswa baru melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang sudah dijadwalkan seperti biasa. Sulkhin mengatakan, meski terbilang baru kegiatan belajar mengajar melalui metode ini tidak akan menghambat kegiatan belajar anak.

Pasalnya, yang terdampak akibat fenomena ini hanya siswa-siswi kelas XII yang akan menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sementara bagi siswa-siswi kelas X dan XI mereka memang akan diliburkan. “Dalam kondisi ini, peran orang tua sangat berpengaruh khususnya terhadap mental anak-anak, agar mental belajar mereka tidak kendor akibat kebijakan tersebut,” ujar Sulkhin.

Ia berharap orang tua untuk bisa protektif dan menjadi guru di rumah dalam membimbing anak-anaknya. Para orang tua pun akan dipandu oleh guru-guru mesti tidak bertatap muka langsung. Terkait dengan jadwal ulang UNBK, pihaknya hingga saat ini belum bisa memastikan dan masih menunggu kebijakan selanjutnya dari pemerintah. “Siswa belajar di rumah tanggal 16-28 Maret, sedangkan 30 Maret itu seyogyanya UNBK untuk SMA. Apakah itu akan dijadwal ulang atau seperti apa kita masih menunggu,” ujar dia. (kho/oet)

Tags :
Kategori :

Terkait