Petani Minta Pemerintah Segera Turun Tangan, Tanaman Pagi Diserang Hama

Rabu 25-03-2020,12:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INDRAMAYU-Serangan hama dan organisme penggangu tanaman (OPT) di areal persawahan wilayah Kabupaten Indramayu mulai masif. Petani di wilayah sentra padi itu pun berharap bantuan dari pemerintah dalam mengatasi darurat serangan hama tanaman ini.

Disebut darurat, lantaran saat ini terjadi ledakan populasi  hama dan OPT yang menyerang merata areal persawahan di hampir seluruh wilayah kecamatan.

Di Kecamatan Cikedung misalnya, petani disana dipusingkan dengan adanya serangan penyakit blas atau pada tanaman padi. Kasus ini terjadi di area persawahan yang tanaman padinya menjelang dipanen.

Beberapa hektare tanaman padi mengalami kerusakan parah akibat hama ini. Penyakit blas sendiri disebabkan oleh adanya jamur pyricularia grisea. Jamur jenis ini memang muncul apabila tiba musim penghujan.

Kondisi serupa juga dialami para petani di Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra. Sedikitnya 200 hektare tanaman padi menjelang panen, telah terjangkiti penyakit blas. Ancaman gagal panen membayangi.

“Selain penyakit blas, tanaman padi ketan juga kena serangan hama wereng. Sebagiannya parah. Hama penyakit ini menyebar begitu cepat,” kata Kuwu Desa Ujunggebang, Kusnato SE kepada Radar, Senin (23/3).

Serangan hama blas dan wereng ini terjadi sejak musim penghujan tiba. Dari satu hektare tanaman padi, lebih dari 40 persen yang mengalami kerusakan.

2

Sementara petani di wilayah Kecamatan Patrol dilanda kekhawatiran dengan merebaknya hama keong mas dan tikus. Dua hama musuh utama petani ini menerjang desa-desa yang sebelumnya dilanda musibah banjir. Seperti Desa Sukahaji, Bugel dan Desa Limpas.

Tokoh petani asal Kecamatan Cikedung, Tata menyatakan, saat ini areal persawahan di Bumi Wiralodra sedang darurat serangan hama dan OPT. Diantaranya penyakit blas, wereng, keong mas, tikus dan hama penggerek. Ada juga yang diserang ulat grayak. Hama tidak hanya menyerang tanaman padi siap panen, tapi juga yang baru ditaman maupun usia 30-50 hari.

“Jelas serangan hama dan OPT ini akan mengancam hasil produksi pertanian di Indramayu yang dikenal sebagai lumbung padi nasional. Ini berbahaya jika dibiarkan, pemerintah harus turun tangan,” pintanya.

Menurut Tata, selama ini petani sering kewalahan dalam mengatasi serangan hama. Berbagai upaya sudah dilakukan. Mulai dengan cara manual sampai menggunakan obat-obatan yang harganya mahal. Akan tetapi hasilnya tetap tidak maksimal.

Karena itu, pemerintah melalui dinas instansi terkait harus hadir langsung membantu petani dalam mengatasi persoalan. Ia menyarankan pemerintah menerjunkan para penyuluh lapangan yang mempunyai pengetahuan dalam memberantas hama dan OPT. Di samping memberikan bantuan obat-obatan yang dibutuhkan.

“Saya setuju penanganan wabah virus corona diutamakan. Tetapi terjadinya ledakan populasi hama tanaman ini harus diwaspadai dan segera ditangani. Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak juga kalau ketahanan pangan terancam. Sekarang saja harga kebutuhan pangan sudah mulai naik. Sekali lagi, pemerintah harus turun tangan,” tandasnya. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait