Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) berdampak pada semua sektor kehidupan. Pasangan yang siap menikah, rencananya berantakan. Resepsi impian yang sudah diidamkan jauh-jauh hari mesti dibatalkan.
USAHA Wedding Organizer (WO) salah satu yang terdampak wabah ini. Mereka mesti membatalkan sejumlah resepsi pernikahan yang telah direncanakan akibat pandemi Covid-19. Imbasnya, terjadi penurunan omzet atau pendapatan yang signifikan.
Desainer kenamaan ARQ by Arief Rachmanto misalnya. Arief mengaku, 10 pesta pernikahan harus ditunda akibat pandemi Covid-19. Penurunan pendapatan setiap bulan, jelas dirasakan.
Namun Arief sendiri tidak mau mengambil risiko akan hal tersebut. Melihat sisi positif, dengan menganggap masa tanggap darurat Covid-19 sebagai waktu relaksasi di rumah dari rutinitas yang biasa dilakukan.
Arief sudah mendesign banyak busana sejauh ini. Sehingga, persiapan akan permintaan telah terpenuhi, dan semakin banyak waktu luang untuk santai yang bisa dinikmati. \"Aku sudah punya stok desain yang cukup. Istilahnya kalau beras, sudah punya lumbungnya. Jadi sekarang tinggal nyantai aja,\" katanya.
Arief enggan melayani permintaan menggelar acara wedding disaat seperti ini. Adapun mereka memaksa, ia memiliki standar tersendiri yang wajib dipenuhi, mempertimbangkan situasi yang berbeda dibanding musim nikah tahun-tahun sebelumnya.
Bukan sekedar bisnis yang menonjolkan laba, melainkan keselamatan dan kenyamanan bersama. Salah satu yang ditekankan, Arief enggan meminjamkan busananya untuk dipakai calon pengantin. Kemudian, ia juga menginginkan adanya ruang sterilisasi atau posko khusus yang dapat menjamin keamanan dan higienis masing-masing orang.
\"Terus, 2 hari mau acara, kita yang mau bekerja di acara itu, harus punya surat, bahwa benar-benar kita terbebas dari virus. Karena ini nggak bisa dibuat main-main,” tandasnya.
Arq juga memberlakukan charge tambahan untuk produk-produk yang digunakan. Sebab, besar kemungkinan busana yang dipakai tidak digunakan lagi.
Owner Nayara Wedding Organizer, Retania Primasari mengakui, sejauh ini sudah ada beberapa pasangan yang menunda resepsi pernikahan. Sementara untuk jadwal di awal Juni dan seterusnya tetap on schedule. “Kami ada sekitar 7 pengantin yang postponed dan 3 event,” kata Reta, sapaan akrabnya.
Beruntung, sambung dia, vendor dan pihak-pihak terkait dapat memahami penundaan jadwal ini. Mengingat situasi kewaspadaan pandemi virus corona merupakan force majeure.
Hal serupa dikatakan Dea Devira dari Elper Wedding Organizer. Kewaspadaan pandemi corona bahkan sudah terlihat dari pesta pernikahan terakhir yang dihelat pekan kemarin, terlihat tamu undangan yang hadir terhitung tidak sebanyak biasanya.
Padahal, Elper sudah menerapkan protokol pencegahan seperti pengukuran suhu tubuh, hand sanitizer dan laingkah lainnya.
Fotografer pernikahan, Wenda mengaku cukup terdampak dengan adanya penundaan ini. Hingga saat ini, dia telah menerima 6 foto pernikahan yang jadwalnya ditunda.
Selain wedding organizer, usaha percetakan undangan juga terganggu dengan adanya wabah corona. Banyak pasangan pengantin yang menjadwal ulang resepsi pernikahannya. Di pusat percetakan undangan pernikahan Jl Kanggraksan misalnya, beberapa undangan yang sudah cetak mesti direvisi dengan penempelan jadwal yang baru. Tidak sedikit juga pengantin yang membatalkan pesanan undangannya. (ade)