Oleh: Mochamad Rona Anggie
“Tidak ambil cuti dulu. Fokus Bekerja. Layani Masyarakat.”
Pesan itu terucap dari Aiptu Budiman. Mengutip perintah atasannya. Atasannya lagi. Sampai ke Kapolri Jenderal Idham Azis. Sebagai pemberi titah yang pertama. Atas konsekuensi tagar #KamiBekerjaUntukKamu #KamuDirumahUntukIndonesia #PolriCegahCorona.
Jumat pagi (3/4), Pak Budiman datang ke pondok. Bersama enam rekannya. Anggota Yon C Pelopor Satbrimobda Polda Jabar. Mereka pasukan Kompi 2. Di bawah komando Iptu Taryat. Beliau sendiri berhalangan ikut. Karena ada kegiatan bersama Danyon, AKBP Muhammad Andri.
Suasana terjalin akrab. Selepas tujuh anggota Brimob. Melakukan tugas mulia. Menyemprotkan cairan disinfektan. Ke sekitar area Ponpes Dhiya’us Sunnah. Dua tempat sekaligus. Pondok putra dan putri. Termasuk Masjid Abu Bakar Ash Shidiq. Serta sebagian asrama santri.
Mula-mula. Mobil dobel kabin berhenti. Di pinggir Jalan Dukuh Semar. Seberang gerbang pondok. Penuh kehati-hatian. Sopir mengarahkan mobil masuk. Lebar mulut gang memang sempit. Pas sebodi Isuzu 4WD itu. Sisi kanan dan kiri, tipis sekali. Terimpit tembok pembatas. Mesti lihai. Jika tidak. Bisa tergores sreeettttt...
Melaju perlahan. Mobil bertiang kecil merah-putih di atapnya. Masuk ke lapangan pondok. Seluas arena futsal. Terus maju. Sambil menyemprotkan cairan disinfektan. Ada jeriken super besar. Di bak terbuka. Bagian belakang. Dua orang operator. Bergantian mengarahkan moncong “senapan”, eh selang khusus. Abis, mirip senapan laras panjang. Dengan cairan yang menyembur-nyembur. Kencang. Ujung semprotannya, bisa lebih dari lima meter.
Dua petugas yang menembakkan disinfektan: Aipda Ryan Hendryana dan Bripka Sarya Suryana. Mereka memakai pakaian APD – Alat Pelindung Diri. Plus masker khusus. Yang menutupi seluruh muka. Yang ada moncongnya itu. Tak lupa sarung tangan orange. Menutupi hampir seluruh lengan. Mantap!
Mobil mendekati asrama Abu Ubaidah. Sebelumnya, cairan kimia mengguyur mobil asatidzah. Di parkiran depan kantin. Motor di situ. Tak luput kena semprot. Hingga kemudian mentok. Mobil melintang selatan ke utara. Di depan asrama. Yang di teralis lantai duanya. Terpampang merah-putih memanjang. Pak Ryan dan Pak Sarya dengan cekatan. Menembakkan amunisi.... Dinding dan kaca asrama jadi target. Basah sah sah sah.... Semoga virus dan bakteri menyingkir. Mati – biidznillah.
Mobil lalu mundur. Memutar ke kiri. Kemudian mundur lagi. Bagian bak terbuka. Mendekati pintu masuk utama masjid. Petugas kembali menyemprot. Sayap utara masjid yang dibidik. Kaca-kaca. Pintu geser keluar-masuk. Diguyur tanpa ampun. Hingga lantai basah. Bisa kepleset kalau langsung lari-lari hehe...
Dari masjid. Isuzu hitam maju ke arah jalan keluar. Berhenti samping pos sekuriti. Lantas mundur. Sambil terus menyemburkan cairan. Rumah warga, tetangga pondok. Tidak ketinggalan disasar. Sampai kemudian mentok. Di gerbang masuk pondok putri. Gerbang dibuka. Santriwati memang sudah pulang. Beberapa hari sebelumnya. Pak Ryan dan sohibnya, Pak Sarya. Mengarahkan semburan ke dinding, gerbang besi, dan area dalam pondok putri.
Di pondok putra sendiri. Tinggal hitungan jari. Santri yang tinggal. Lainnya mendapat izin pulang. Demi kemaslahatan bersama. Terkait pencegahan penularan virus corona. Sejak awal, pondok sudah serius. Menjalankan prosedur tetap (protap). Penyekatan virus corona. Dengan menyediakan hand sanitizer. Di beberapa titik. Termasuk pos sekuriti. Sebagai lapis pertama. Masuk kawasan pondok.
Tim Brimob kemudian rehat sejenak. Menikmati suguhan kudapan di bangku panjang. Samping kediaman pengasuh ponpes, ustad Muhammad bin Umar Assewed. Sambil berbagi kisah. “Sehari, kami bisa ketiga tempat,” kata Aipda Ihsan, bagian dokumentasi. “Kalau lebih, kasihan yang nyemprot. Tuh lihat, susah bernapas,” kelakar Pak Ihsan. Disambut tawa rekannya.
Tak lama, mereka pamit. Hendak menyemprot tempat ibadah lain. Yang bertetangga dengan pondok. Untuk oleh-oleh, saya serahkan buletin Permata Sunnah edisi 10: Menghindari Virus dengan Sunnah Fitrah. Pelengkap dua edisi sebelumnya. Yang dibuat sebagai asupan syar’i. Pengokoh keimanan kaum muslimin. Agar di masa wabah sekarang. Tetap bertauhid dengan benar. Dan istiqamah menjalankan sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Edisi 8 mengangkat judul: Mencegah Bencana dengan Taubat. Edisi 9: Melawan Virus dengan Hidup Bersih. Kesemua edisi yang telah terbit. Merupakan nasihat ustad Muhammad bin Umar Assewed hafizhahullah. Merujuk kepada Alquran dan Hadis Nabi. Serta kitab-kitab ulama ahlussunnah.