40% Penerima Kartu BLSM Bukan Rumah Tangga Miskin

Rabu 26-06-2013,13:44 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA – Kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berupa program Bantuan Langsung Sementara Miskin (Balsem) di Majalengka, belum disalurkan. Namun, sejumlah masalah teknis mengenai calon penerima yang salah sasaran, menjadi sorotan. Seperti yang terjadi di Desa Cibentar, Kecamatan Jatiwangi. Kepala Desa Cibentar, Kecamatan Jatiwangi, Nanang Sudjana mengakui, pihaknya telah menerima salinan daftar nama rumah tangga miskin (RTM) yang akan menjadi sasaran penyaluran Balsem ini. Namun, pihaknya menyayangkan jika nama-nama yang tercantum itu sebagian besar tidak wajar jika mesti menerima bantuan langsung pemerintah yang sasarannya bagi keluarga rumah tangga sangat miskin. “Bayangkan saja, di data yang kami terima ada beberapa nama yang setelah dicek ulang ternyata tergolong masyarakat mampu. Ada yang punya motor, ada yang rumahnya bagus-bagus. Sebaliknya, banyak di antara nama-nama warga kami yang tergolong masyarakat miskin, tidak mempunyai penghasilan tetap justru tidak tercantum,” keluhnya, Selasa (25/6). Dia menyebutkan, data yang diterima pihaknya ini merupakan salinan yang diberikan oleh pihak kecamatan. Konon katanya bersumber dari pendataan BPS pada sensus ekonomi nasional (Susenas) tahun 2012 lalu. “Sesaat setelah kita dapat data RTM sebanyak 510 KK ini, saya langsung instruksikan kepada para Pamong dan Kadus untuk mengecek kelayakannya. Hasilnya, dari data penerima Balsem ini kurang lebih 40 persennya kami simpulkan salah sasaran. Di sisi lain, pendataan dari data penerima ini kita pihak desa yang lebih tahu kondisi di lapangan sama sekali tidak dilibatkan,” tegasnya. Menurutnya, data RTM penerima yang salah sasaran ini dikhawatirkan bisa menimbulkan kesenjangan di masyarakat. Lagipula, sejak awal pihaknya tidak setuju dengan diberikannya Balsem sebagai kompensasi dari naiknya harga BBM bersubsidi. “Dari awal, kita Pakuwangi (Paguyuban Kuwu Jatiwangi, red) sudah konsisten menolak adanya Balsem ini karena merupakan program yang tidak mendidik masyarakat. Kita paham kalau naiknya harga BBM bersubsidi ini merupakan suatu keharusan untuk menyehatkan APBN, tapi kalau mau ngasih kompensasi kepada masyarakat, alihkan saja program ini dengan program yang lebih memberdayakan masyarakat, seperti padat karya atau sejenisnya,” ujarnya. Terlebih, dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya dengan digulirkannya program bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah pusat yang juga sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi pada waktu itu, kondusivitas masyarakat di desanya benar-benar terganggu. Sebagian warga yang tidak menjadi penerima BLT merasa cemburu. “Terus terang, saat ini suasana di desa kami sedang dalam masa pemulihan pasca kurang kondusifnya suasana hati masyarakat akibat kecemburuan kisruh BLT beberapa tahun lalu. Sekarang dengan data yang ada ini, saya khawatir luka lama itu kembali muncul ke permukaan,” keluhnya lagi. Oleh karena itu, pihaknya mengancam jika nanti ada tugas perbantuan untuk menyalurkan Kartu Pengendali Sosial (KPS) yang akan dibagikan kepada masyarakat RTM penerima Balsem ini, akan angkat tangan, karena tidak ingin disalahkan. Pasalnya, banyak masyarakat yang menjadi korban salah sasaran akibat ketidakakuratan data RTM yang layak dan tidak layak menerima dana Balsem ini. Warga Desa Cibentar yang kondisinya benar-benar tidak mampu, namun tidak terdata sebagai penerima Balsem di antaranya Uum Kadmi (63) dan Aca Hanesa (42). Mereka adalah janda jompo yang tidak punya pekerjaan dan penghasilan tetap, namun tidak tercantum dalam data penerima. Mereka mengaku pada saat ada pembagian BLT beberapa tahun lalu nama mereka tercantum sebagai penerima. Padahal pada waktu itu suami mereka masih ada dan masih punya pekerjaan untuk menghidupi keluarganya. Namun saat ini ketika keduanya ditinggal suaminya dan tidak punya pekerjaan tetap, justru tidak tercantum dalam penerima Balsem. (azs) FOTO: AZIS MUHTAROM/RADAR MAJALENGKA CEK ULANG. Kepala Desa Cibentar dan sejumlah pamongnya melakukan pengecekan data calon penerima Balsem, sejumlah warga yang benar-benar miskin tidak masuk dalam data penerima.

Tags :
Kategori :

Terkait