CIREBON – Berawal dari melihat spanduk, Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga orang dekat Ketua Umum Hj Megawati Soekarno Putri, Rokhmin Dahuri tertarik kepada sosok Sunjaya Purwadi. Saat mengikuti kampanye Cagub Jabar Rieke Diah Pitaloka di Gegesik, Rokhmin melihat spanduk Sunjaya yang berlogo Demokrat. Rokhmin lalu penasaran dan meminta Sunjaya untuk menemuinya di kantornya di Jakarta. Rokhmin pula yang mempertemukan Sunjaya dengan Megawati di kantor DPP PDIP. Rokhmin adalah putra asli Kabupaten Cirebon yang ditugaskan PDIP untuk menginventarisir kandidat potensial untuk menjadi calon bupati-wakil bupati. Tidak hanya Sunjaya, Rokhmin juga menyeleksi seluruh calon kontestan yang ingin maju melalui jalur PDIP. Dalam kunjungannya ke kantor redaksi Radar Cirebon, Rabu malam (26/6), Sunjaya bersama istri menceritakan perjalanan pindah dari satu partai besar ke PDI Perjuangan. “Setelah berbincang dengan Pak Rokhmin, saya diajak bertemu Ibu Megawati di kantor DPP PDI Perjuangan,” terangnya. Setelah bertemu, Megawati tidak banyak bicara. Hanya memandang, berbicang sebentar dan kemudian menyudahi pertemuan. Setelah itu, Mega melihat pemaparan hasil survei dari beberapa lembaga survei yang ditunjuk DPP PDIP. Berdasarkan survei dari Indobarometer, elektibilitas pertama ditempati Nurul Qomar dengan 33 persen, Sunjaya menyusul dengan 29 persen, Djakaria Machmud 12 persen, Gotas 9 persen dan Heviyana Supardi 5 persen. Sementara, berdasarkan survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Sunjaya memperoleh nilai tertinggi dengan 26 persen, Nurul Qomar 19 persen, Djakaria Machmud 8,9 persen, Gotas 8,2 persen, Heviyana Supardi 5,7 persen dan Tarmadi 5,3 persen. Sedangkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), Nurul Qomar mendapatkan 27 persen dan Sunjaya 24 persen. Mendapatkan pemaparan tersebut, Megawati mempersilakan tim untuk melakukan pleno. Hingga tujuh kali pleno, pasangan selalu berubah-ubah. Sunjaya menjadi tidak tenang. Namun, saat itu dia ditenangkan oleh orang DPP PDI Perjuangan dengan menunjukkan rancangan surat rekomandasi yang tertulis namanya dan siap ditandatangani. “Nama saya ada di situ sebagai calon bupati. Tapi, tetap saja saya belum tenang sebelum mendapatkan yang resmi dicap dan ditandatangani,” terang Sunjaya. Terlebih, dalam tarik ulur rapat pleno itu, muncul Heviyana Supardi bersama Tarmadi di kantor DPP PDI Perjuangan. Namun, akhirnya DPP memutuskan Sunjaya Purwadi bersama Tasiya Soemadi Al-Gotas menjadi pasangan calon bupati dan wakil bupati yang diusung PDI Perjuangan. Sunjaya menilai, PDI Perjuangan sebagai lambang perlawanan dari kemiskinan dan pembodohan. Partai berlambang banteng moncong putih ini, selalu konsisten membela dan memperjuangkan kebijakan yang pro pemberantasan kemiskinan dan ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. “Tujuan akhir saya dan PDI Perjuangan, memberikan langkah nyata untuk kesejahteraan lebih dari dua juta warga Kabupaten Cirebon,” tukasnya. Mendukung dan mewujudkan kesejahteraan yang dimaksud, Sunjaya telah menyiapkan berbagai program dan langkah strategis. Di antaranya, membagikan Kartu Cirebon Sejahtera (KCS) untuk seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon. Mulai dari aspek pendidikan gratis, kesehatan gratis, sampai kematian sekalipun, akan diberikan asuransi. “Itu bukan janji. Saya sudah membuatnya untuk masyarakat yang telah mendukung saya saat ini. Dan program itu dipastikan akan menjadi kebijakan pemerintah Kabupaten Cirebon, jika saya diberikan amanah oleh masyarakat untuk memimpin Kabupaten Cirebon. Semoga Allah SWT meridhoi langkah ini,” harapnya. (ysf)
Dari Spanduk, Rokhmin Tertarik Sunjaya
Kamis 27-06-2013,08:33 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :