Puncak Covid-19 Kota Cirebon Diprediksi Mei

Jumat 24-04-2020,12:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON – Mei mendatang diprediksi menjadi puncak wabah corona virus disease-2019 (Covid-19) termasuk di Kota Cirebon. Sebagai antisipasi, pemerintah kota tetap mengacu pada rencana awal yakni penggunana tiga fasilitas gedung sebagai sarana isolasi pasien.

Tiga gedung yang dimaksud yakni, Pusdiklatpri Jl Cipto Mangunkusumo, Gedung Diklat BKKBN Jl Sudarsono dan Gedung Negara Jl Slamet Riyadi.

Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD), Drs H Agus Mulyadi MSi mengatakan, antisipasi ledakan kasus Covid-19 perlu dilakukan termasuk kesiapan tiga fasilitas tersebut. Meski sejauh ini, terlihat baru Gedung Diklat BKKBN yang siap digunakan dengan kapasitas 40 tempat tidur.

“Kalau wabah covid-19 ini mengalami out break dan Gedung BKKBN tidak muat lagi, Pusdiklatpri sudah kita persiapkan untuk pasien covid 19,” ujar Agus, kepada Radar Cirebon, Kamis (23/4).

Gedung Diklat BKKBN menjadi opsi pertama karena secara lokasi berdekatan dengan RSD Gunung Jati. Gedung ini sudah menjadi milik Pemerintah Kota Cirebon, tapi oleh BKKBN saat ini masih pinjam pakai hingga tahun 2021 mendatang.

Sejauh ini Pemerintah Kota Cirebon berupaya terus melakukan penanganan dan pencegahan, termasuk menghadapi kemungkinan bahwa di bulan Mei sebagai puncaknya covid-19. Termasuk keterbatasan daya tampung di RSD Gunung Jati.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr H Eddy Sugiarto MKes meragukan kesiapan penggunaan Pusdiklatpri dan Gedung Negara. Pihaknya khawatir persiapannya tidak cukup waktu. Mengingat ruangan yang belum disekat-sekat, dan kesiapan fasilitas lainnya. “Yang sudah siap itu di Pusdiklat KB, dan perlengkapanya sudah siap untuk kurang lebih 40 bed,” tuturnya.

2

Eddy berharap tidak terjadi outbreak pada puncak Covid-19 di Kota Cirebon. Sehingga masyarakat diharapkan kerja samanya untuk menerapkan benteng pertahanan mandiri, minimalnya menerapkan empat perilaku pencegahan.

Di antaranya, membiasakan mencuci tangan dengan sabun, tetap tinggal di rumah bila tidak punya keperluan urgent, menerapkan social dan physical distancing ketika berada di tempat umum, serta mengisolasi diri secara mandiri ketika merasa kondisi badan sedang tidak fit.

“Yang dikhawatirkan jika benteng pertahanan mandiri ini jebol, penularan covid-19 akan semakin meluas,” katanya.

Selain kesiapan ruangan isolasi, yang perlu jadi pertimbangan lain adalah kesiapan tenaga medis. Di Kota Cirebon, maksimal hanya dapat menangani 50 pasien. Sebab, tenaga medis bekerja dengan shift 14 hari menangani pasien. Kemudian 14 hari berikutnya off untuk mengisolasi diri. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait