CIREBON - Laboratorium diagnosis covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK-UGJ) sudah siap melakukan pemeriksaan sampel swab dengan perangkat polymerase chain reaction (PCR).
Hal tersebut diungkapkan Dr Lia Faridah, Penanggung Jawab Screening Covid-19 Laboratorium Eijkman dan Wakil Sub Divisi Manajemen Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat.
Saat melakukan visitasi di Kampus III FK UGJ, Lia mengungkapkan, kesiapan laboratorium dari sisi peralatan, ruangan, SDM dan reagent sudah selesai. Sedangkan hal lain yang perlu dilengkapi nantinya adalah hanya pada segi administrasi saja seperti pada saat penerimaan sample, verifikator, validator, sistem pelaporan apakah pasien positif atau negatif.
“Kalau berfungsi sebenarnya sudah bisa, tapi tetap harus disupervisi oleh Labkesda Provinsi Jabar. Kita paralel dan labkesda memberikan supervisi, IPB, Unpad,” ujar Lia, kepada Radar Cirebon, Senin (4/5).
Dirinya mengapresiasi FK UGJ yang berusaha membantu melakukan penanganan covid-19 untuk wilayah Ciayumajakuning. Apalagi Labkesda Jawa barat ditargetkan pekan ini harus bisa mengambil hingga 5 ribu sampel swab. “Pada dasarnya visitasi hanya ingin melihat, karena ini kaitan infeksius,” katanya.
Kehadiran Laboratorium FK-UGJ akan sangat membantu, karena di Labkesda Provinsi Jawa Barat kondisi sekarang hanya bisa memeriksa 1.000 sample per hari. Padahal di negara maju bisa mencapai 10 ribu sample per hari. “Sebenarnya kita berusaha tidak tergantung reagent dari luar negeri dengan menggandeng fakultas kedokteran,” ujarnya.
Dengan adanya perangkat PCR di Laboratorium FK UGJ, target awal yang diperiksa adalah pasien dalam pengawasan (PDP). Tujuannya membantu tenaga medis dalam penanganan selanjutnya.
Rektor UGJ, Dr Mukarto Siswoyo MSi bersyukur surat permohonan penunjukan Laboratorium FK UGJ sebagai Lab Diagnosis covid-19 langsung direspons oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Apalagi laboratorium ini sudah standar Bio Safety Level (BSL)-2. “Tim kami di FK UGJ sudah siap melakukan tes PCR. Kami siap membantu masyarakat mendiagnosis covid-19, termasuk Pemkab Cirebon yang men-support,” kata rektor.
Keberadaan laboratorium ini, sambung dia, menjadi kebanggaan tersendiri. FK UGJ bila disetujui mendiagnosis covid-19, akan menjadi FK keempat di Indonesia.
Sementara itu, Dekan FK UGJ, dr Catur Setiya Sulistiana MMed Ed mengapresiasi terwujudnya Lab BSL-2 karena mendapatkan support langsung dari ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati dan rektor UGJ. “Proses upgrade BSL-2 hanya dalam waktu tiga pekan selesai dan ini luar biasa,” tandas Catur.
Disampaikan dia, dengan dua alat PCR mampu memeriksa 216 sampel perhari, namun target saat ini hanya 100-150 sample saja/hari.
Apalagi dengan hadirnya Penanggung Jawab Laboratorium FK UGJ Prof DR dr Winarto DDM SpMK SpM (K) yang merupakan guru besar FK UGJ yang membantu mewujudkan laboratorium diagnosis covid-19. “Ada 5 ribu reagent sudah di pesan oleh Pemda Kabupaten Cirebon dan sudah kita terima 1.000 reagent. Mudah-mudahan bisa dilakukan secepatnya, dan kami harus koordinasi dengan Labkesda Provinsi Jawa barat,” tandasnya.
FK-UGJ bahkan sudah melakukan pemeriksaan PCR. Minggu (3/5) khusus untuk uji coba dan Senin (4/5) sudah mulai memeriksa 10 sample swab pasien. Tapi perlu diingat bahwa FK-UGJ masih dalam supervisi Labkesda Provinsi Jabar sampai keluar penunjukan resmi dari Kementerian Kesehatan.
Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg mengucapkan terima kasih kepada FK-UGJ yang bisa bekerjasama dalam menangani covid-19. Melalui alat PCR di FK-UGJ, masyarakat yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang tanpa gejala (OTG), bisa diperiksa, dan masyarakat kabupaten cirebon bisa ada kepastian baik yang positif maupun negatif.
“Kerjasama ini bukan hanya corona saja tapi bisa kerjasama dalam bidang penelitian kesehatan yg lain, khususnya penyakit penyakit lain,” tegasnya.