FK UGJ Proses 48 Sample Swab

Jumat 08-05-2020,11:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON - Laboratorium diagnosis corona virus disease-2019 (Covid-19) Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK-UGJ) terus melakukan pemeriksaan sample swab.

Saat ini, FK-UGJ sedang memproses 48 sample menggunakan perangkat polymerase chain reaction (PCR). Dekan FK-UGJ, dr Catur Setiya Sulistiana MMed ED menjelaskan, pada tahap pertama tim sudah menuntaskan 12 sample swab dan sudah dikonfirmasikan ke Laboratorium Kesehatan Daerha (Labkesda) Provinsi Jawa Barat.

Kemudian setelah itu, datang lagi sample swab dan sedang dikerjakan ekstraksi RNA dan tahap RT-PCR. “Total sample sampai hari ini ada 48 sample swab yang sedang diperiksa,” ujar Catur, kepada Radar Ciebon, Kamis (7/5).

Seperti diketahui, laboratorium FK-UGJ telah memenuhi standar Bio Safety Level (BSL)-2 yang memungkinkan memeriksa swab dengan RT-PCR.

Disampaikan dia, Laboratorium FK-UGJ hanya melakukan pemeriksaan spesimen swab. Sedangkan untuk pengumuman hasil, sesuai standar operasional prosedur (SOP) oleh pihak terkait, khususnya pemerintah.

Laboratorium FK-UGJ saat ini mengoperasikan dua unit mesin PCR yakni milik Pemerintah Kabupaten Cirebon dan FK-UGJ. Dengan dua alat PCR mampu memeriksa 216 sampel perhari, namun target saat ini hanya 100-150 sample saja/hari.

Sedikitnya 5 ribu reagent sudah di pesan oleh Pemda Kabupaten Cirebon dan sudah yang sudah diterima 1.000 reagent.

2

Selain FK-UGJ, rencananya Pemerintah Kota Cirebon juga berusaha mengajukan pemeriksaan swab dengan CPR oleh Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ) yang membeli PCR dengan anggaran Rp5,5 miliar. Sayangnya, hingga kini belum dapat mengoperasikan perangkat tersebut. Belum semua paket alat itu diterima, karena pengirimannya bertahap.

Direktur RSD Gunung Jati, dr Ismail Jamaludin SpOT menjelaskan, sebagian PCR sudah ada di RSDGJ, Sabtu (2/5). Dan sebagian lagi diharapkan tiba pekan ini. “Mudah-mudahan minggu ini lengkap,” kata Ismail.

Disampaikan dia, setelah perangkat lengkap selanjutnya tinggal dilakukan perakitan dan memberikan pelatihan kepada petugas di laboratorium. Rencananya RSDGJ akan mengoperasikan alat ini 3 shift/hari, dengan masing-masing shift 3-4 jam. Sedangkan sisanya untuk mengerjakan administrasi. “Proyeksi kita kalau lihat kemampuan alat, sehari bisa mengerjakan 96 sampel sekali putar,” tandasnya.

Dia menargetkan perangkat pengujian sampel swab dengan akurasi tinggi tersebut sudah bisa beroperasi pada 10 atau 11 Mei. Sedangkan untuk tim, relatif tidak ada kendala. Sebab, mereka sudah terbiasa melakukan penganbilan swab.

Bahkan untuk saat ini RSDGJ telah menerima reagent sekitar 3 ribu dari kebutuhan 7 ribu. Laboratorium juga sudah siap dan berstandar bio safety level (BSL)-2, ditunjang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) termasuk bio filter. “Kita juga sudah berkomunikasi dengan Labkesda Jabar,” tuturnya.

Hanya saja, Ismail mengakui, belum bisa mengarah ke tes masal. Pertimbangannya,  stok reagent yang terbatas dan menjadi barang rebutan di dunia.

Untuk itu, pelaksanaan tes menggunaka skala prioritas. Dimulai dari karyawan rumah sakit, karena mereka risiko terpapar covid-19. Setelah itu, menyusul kepada pasien atau orang dengan risiko. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait