Ijuk Cigintung, Dikirim Keluar Jawa

Kamis 04-07-2013,12:21 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA - Keinginan masyarakat korban pergerakan struktur tanah di Dusun Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausma, untuk tetap berada di wilayah Cimuncang, salah satunya karena faktor mata pencaharian. Jika Pemkab Majalengka menetapkan relokasi di lapang Jotang, seluruh warga Cigintung pun akan menyambut gembira dan bersyukur. Saat ini, sebagian besar warga Cigintung masih melakukan aktivitas membuat ijuk. Salah satunya, Ayi Abdul Malik (31), yang tetap bertahan menggeluti usaha ijuk turun temurun dari leluhurnya itu. Wartawan koran ini mendapati tempat usaha Ayi yang berada tidak jauh di belakang balai Desa Cimuncang. Dengan kondisi ruangan yang hanya sekitar 3x5 meter persegi, Ayi tengah melakukan kegiatan sekaligus menjadi pekerjaanya sehari-hari. Ruang kecil itu dipenuhi ijuk yang dikatakan masyarakat setempat itu adalah pelepah dari pohon aren. Dengan menggunakan papan yang telah dimodifikasi dengan paku atau besi runcing. Alat tersebut menurut Ayi untuk mempermudahkan merapihkan ribuan helai ijuk yang telah disimpan di ruang kerjanya itu. Dalam dua genggaman dirinya mengambil ijuk yang kemudian menggerakan kedua tangannya untuk merapihkan. Kemudian ia langsung mengambil helaian ijuk yang sebelumnya dirapikan menggunakan alat tersebut. Helai demi helai ia kumpulkan lalu di ikat menggunakan karet gelang yang sudah dipersiapkan. “Setelah terkumpul cukup banyak, kami langsung kemas dan dimasukkan ke dalam karung. Selanjutnya kami kirimkan ijuk ini keluar pulau Jawa,” jelas Ayi saat ditemui koran ini, kemarin (3/7). Untuk pengiriman sendiri, kata Ayi, dirinya menyuplai ke wilayah Medan. Ijuk yang dikirim ke Medan tersebut adalah bahan baku untuk membuat sikat pakaian. dalam dua pekan, dirinya bisa mengekspor bahan baku ke Medan tersebut 800 kilogram sampai dengan 1 ton. Untuk penghasilan yang ia dapat dalam satu bulan bisa mencapai Rp5 juta. Bahan baku tersebut adalah sisa-sisa dari peranjin sapu ijuk warga setempat yang ia manfaatkan. “Alhamdulillah banyak permintaan order bahan baku ini. Makanya dari ijuk ini kami tidak ingin relokasi itu jauh lokasinya. Kami bersyukur lapang Jotang itu dinyatakan aman dari Geologi. Mudah-mudahan pemerintah secepatnya bisa membantu dalam membangun rumah baru bagi korban,” katanya. Ayi mengaku, baru memanfaatkan sisa-sisa ijuk dari peranjin sapu itu sejak sekitar satu tahun yang lalu. Sebelumnya ia hanya menjadi perajin sapu. Kini Ayi sudah memiliki tiga karyawan yang membantu mengembangkan bahan baku ijuk miliknya tersebut. Untuk pengiriman sendiri, dengan cara kargo ke daerah Tasikmalaya yang kemudian diteruskan ke Medan. (ono) FOTO: ONO CAHYONO/RADAR MAJALENGKA TETAP BERTAHAP. Ayi Abdul Malik saat melakukan aktivitasnya memisahkan ijuk hasil dari sisa-sisa para perajin sapu ijuk di desanya.

Tags :
Kategori :

Terkait