CIREBON - Momen Hari Raya Idul Fitri yang berbarengan dengan pandemi saat ini, mengharuskan sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) dipulangkan. Bahkan sejak awal Ramadan, sudah ada beberapa PMI atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pulang ke Indonesia.
Pemulangan PMI ini, harus dibarengi dengan tindakan preventif terkait pencegahan penyebaran Covid-19. Hal ini pun turut berpengaruh pada situasi perekonomian bangsa.
Kepala KPw BI Cirebon, Bakti Artanta menuturkan, Ciayumajakuning merupakan daerah yang cukup besar memberikan andil PMI. Penyumbang PMI terbesar di Ciayumajakuning di antaranya Indramayu Kabupaten Cirebon dan Majalengka.
Dengan jumlah yang cukup tinggi itu, tentunya para PMI ini memberikan andil remitansi yang cukup besar di Ciayumajakuning. Sayangnya, saat ini para purna PMI tersebut menggunakan remitensi lebih banyak pada kegiatan konsumsi bukan produktif.
\"Jika disisihkan menjadi kegiatan produktif, mereka bisa stay. Namun saat ini, lebih banyak pada konsumsi dan akhirnya mereka ingin berangkat lagi,\" tuturnya.
Menurutnya, hal ini menjadi beban untuk pemerintah daerah agar bisa memikirkan para purna PMI tersebut. Pasalnya, hingga kini PMI masih didominasi sektor informal. Hanya sedikit saja yang ada di sektor teknikal.
\"Saat ini ada kartu prakerja. Semoga hal tersebut bisa dimanfaatkan para PMI untuk bisa meningkatkan keahlian,\" jelasnya.
KPw BI Cirebon pun terus memperhatikan para PMI. Salah satunya dengan membina purna PMI dan keluarga untuk membuat suatu produk. Saat ini, purna PMI yang sedang dibina, salah satunya telah memiliki produk makanan.
\"Masih terus kami bina dan kami dampingi. Bahkan, kini kami mendorong untuk bisa ke transaksi yang lebih luas tanpa batas dengan transaksi non tunai menggunakan QRIS,\" tukasnya. (apr)