KUNINGAN- Kebangkitan usaha hotel dan restoran se Kabupaten Kuningan dalam menghadapi pemberlakuan Adaptasi Kehidupan Baru (AKB), dibahas total dalam Rakorsus Hotel-Restoran, di Hotel D’jehan Sangkanhurip, Kamis (4/6). Sebagai solusi, mereka sepakat untuk menjalani promosi terpadu oleh Dinas Pemuda Olahrga dan Pariwisata (Disporapar) Kuningan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kuningan Ir H Hasan, meminta pengusaha tidak terlalu terbawa arus ketakutan atas pandemi Covid-19. Justru masa wabah virus mematikan asal Wuhan, China itu, harus dijadikan opportunity atau peluang bagi pengusaha untuk berinovasi ke arah lebih maju.
“Sebelum buka dalam pandemi Covid-19, harus aman. Terus jaga rasa aman. Aman melahirkan nyaman. Tapi nyaman belum tentu aman,” jelas Hasan kepada Radar Kuningan, kemarin (4/6).
Maka, Ia mengajak anggota PHRI jangan terlalu nyaman dengan pola lama. Bisa mengundang bakteri. Sebenarnya, wabah Covid-19 telah mengajarkan masyarakat untuk kembali ke ajaran agama. Islam itu mengajarkan pola hidup sehat. Misal, harus sering cuci tangan, wudhu, berhenti makan sebelum kenyang dan banyak lagi.
“Kebersihan itu sebagian dari iman. Maka, Covid-19 pasti menjauh, bahkan hilang, kalau kita mampu istiqamah menjaga kebersihan,” tandas Owner Hotel D’jehan ini
Sebab itulah, sebelum buka sesuai arahan disporapar, hotel-restoran harus siap protokol kesehatan guna memberi rasa aman dan nyaman pengunjung di masa Covid-19 ini. Jangan berpikir, penerapan protokol kesehatan hanya akan menambah biaya operasional.
Solusinya bisa dimasukan ke harga pokok, hingga pola efisiensi. “Jangan juga kita perang harga, hingga mengabaikan hal lebih penting. Mari samakan persepsi. Hotel-restoran harus bangkit,” ajak Hasan.
Berbagai pola pemasaran agar hotel-restoran bangkit di masa Covid-19, pun ditawarkan Hasan. Seperti melalui sistem ticketing mundur, diskon hingga lain-lain. Langkah kreatif, memang sangat diperlukan. Apapun itu, tentu dengan kebersamaan. Apalagi berpikir pinjaman bank sudah tidak dikasih. Terkecuali relaksasi atau reschedule.
Yang lebih penting bagi PHRI, tentu adalah peran, yang juga kewajiban pemerintah daerah melalui disporapar dalam membantu promosi. “Kami setuju tawaran disporapar untuk memfasilitasi promosi terpadu. Promosi dibuat paket. Kita PHRI kerja sama dengan dinas,” kata dia. (tat)