Harus Cari Formula PJJ, Pembelajaran Sistem Online Belum Efektif

Minggu 07-06-2020,14:00 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON – Perpanjangan masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) hingga batas waktu yang belum ditentukan, mesti disertai dengan formulasi yang efektif. Sejauh ini, PJJ yang telah berlangsung selama masa pendemi covid-19 dianggap belum berjalan efektif. Banyak target kurikuler yang tidak terserap optimal.

Akademisi IAIN Cirebon Prof Dr H Adang Djumhur menjelaskan, sebaiknya selama kasus covid-19 belum landai, pembelajaran kepada peserta didik mesti dilakukan lewat sistem daring. Tapi dia menilai proses pembelajaran daring ini belum ideal seperti yang diharapkan.

“Setelah merasakan, dengan sistem online ternyata bukan sistem yang ideal. Tapi ini semata-mata dengan kondisi darurat. Anak-anak kecewa, target kurikuler tidak tercapai dengan optimal. Maka kita semua berharap kondisi ini bisa normal kembali, sehingga proses pembelajaran bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya seperti sebelum terjadi covid ini,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini sulit untuk memprediksi kapan sistem daring ini akan berakhir. Namun, tuntutan pembelajaran sudah mendesak menjelang tahun ajaran baru Juli mendatang.

“Tinggal pemerintah merumuskan formulasi yang lebih efektif agar proses pembelajaran target kurikuler bisa tercapai, tapi protokol pencegahan covid-19 bisa tetap dilaksanakan,” paparnya.

Apalagi, kata dia, sejauh ini dari Kemendikbud sendiri belum ada rencana untuk memundurkan tahun ajaran baru. Bahkan pemerintah tetap akan memaksimalkan momentum dengan fasilitas IT agar tahun ajaran baru bisa tetap berjalan di bulan Juli.

Kasi GTK Disdik Kota Cirebon Toto Haryanto menjelaskan, tengah menyusun petunjuk teknis yang komprehensif mengenai penyempurnaan PJJ bagi peserta didik di Kota Cirebon untuk diterapkan di tahun ajaran baru. Adanya pola campuran daring dan tatap muka terbatas yang diberlakukan di daerah lain, dipandang tidak efektif.

2

“Pola campur daring dan tatap muka terbatas yang dibagi dua shif yang berbeda hari, guru dan murid bingung, misalnya hari Senin kelas 1 tapi dibagi 2, berarti gurunya harus 2. Kota Cirebon tidak berani ke tatap muka, risikonya tinggi jangan sampai wilayah pendidikan ini jadi cluster baru,” ujarnya.

Saat ini Disdik tengah menyusun formulasi daring murni, tapi tidak sepenuhnya berbasis kuota internet. Karena kemampuan orang tua siswa berbeda-beda.

Disdik akan mencoba untuk kerja sama dengan penyiaran. Anak-anak bisa menyimak materi pembelajaran dari rumah yang disiarkan TV lokal dengan interaktif.

Bahan materi ajarnya dibuat KKG dan MGMP. Kemudian ada dua orang guru yang ditunjuk KKG dan MGMP untuk tampil menyampaikan pembelajaranya di depan kamera.

Seorang guru lainnya bertugas melayani respons interaktif dan tanya jawab maupun pengisian soal dari para murid yang bisa mengirimkanya melalui nomor whastsap.

Pola evaluasinya, juga bisa lebih mudah. Setiap minggu ada semacam ulangan dari pemaparan materi yang telah disiarkan. Ulangan tersebut dikirim hasilnya kepada guru kelas/ guru mapelnya masing-masing.

“Karena bahan ajarnya diseragamkan, maka untuk mengevaluasi hasil pembelajaranya bisa lebih mudah, dan bisa dikoreksi oleh guru kelas masing-masing,” tuturnya.

“Saat ini sedang digodok modelnya, mencakup silabus mingguan sesuai target kurikulum. Pola seperti ini akan lebih efektif dan ekonomis bagi masyarakat. Pertengahan bulan ini mestinya sudah rampung konsep formulasinya, untuk diterapkan di tahun ajaran besok,” ungkapnya. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait