Mystic Janine

Kamis 18-06-2020,05:15 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Pemiliknya seorang profesor dari Jamaika. Sejak lama Professor Michael Morrissey tinggal di Jakarta. Sebagai konsultan asing. Lalu jatuh cinta pada Indonesia. Ia seorang budayawan. Ia profesor bidang pendidikan. Ia pernah mengajar di West Indies University.

Prof Morrissey lantas mensponsori program untuk Janine itu. Sudah banyak seniman Jamaika yang ia undang untuk program seperti itu di Bali. Terakhir Janine itu. Kalau saja tidak ada Covid-19 sudah diundang yang lain lagi.

“Sebagai penyanyi dan penulis lagu saya memanfaatkan waktu di Bali untuk mengenal alat-alat musik yang baru, seni pentas, dan bekerja bersama dengan para seniman di sini,\" kata Janine.

Di villa itu Janine tidak sengaja berkenalan dengan alat musik ukulele. Itu milik seorang staf yang bekerja di villa. Pemiliknya sendiri belum bisa memainkannya. Janine mulai pegang-pegang itu ukulele. Toh dia sudah biasa pegang gitar.

Ketika memetik-metik senar ukulele itulah muncul inspirasi lagu baru. Dia merasa ada suasana mistis di situ. Itulah lagu yang kemudian dia gubah. “Lagu itu seperti mengalir sendiri. Lewat jalannya sendiri.” ujar Janine.

Hari-hari berikutnya Janine lebih banyak menyendiri di Bale Bengong. Di kompleks villa itu. Menghadap ke dinding sungai.

Dengan pohon-pohon kelapanya. Terasiring sawahnya. Gemericik air sungainya. Begitu mistis suasana di situ. Itulah pula judul lagu barunyi: The Mystic. “Lagu ini seperti menulis lagunya sendiri dan menemukan judulnya sendiri,” ujar Janine.

Lagu The Mystic sudah diproduksi. Di Bali. Sudah diluncurkan secara online. Tapi lagu itu akan dijadikan salah satu album keduanyi nanti. Yang akan diluncurkan di Jamaika. Janine akan pulang minggu depan. Bali telah menjadi kampungnya yang ke-2. Siapa tahu juga keberuntungannyi. (dahlan iskan)

Tags :
Kategori :

Terkait