CIREBON - Armada bus antarkota antarprovinsi saat ini sudah beroperasi setelah pemerintah memberlakukan kebijakan New Normal atau tatanan baru pasca pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19.
Dalam penerapan protokol kesehatan, armada bus tidak seketat angkutan kereta api maupun pesawat terbang. Tidak ada syarat khusus yang mewajibkan penumpang yang ingin naik harus negatif rapid test atau swab test.
Sederhananya, kru maupun calon penumpang ketika hendak masuk ke bus agar menjalani pemeriksaan suhu tubuh serta memakai masker selama perjalanan. Hal itu merupakan protokol kesehatan dasar yang wajib dilakukan.
Setiap armada yang hendak berangkat dari pool pemberangkatan dibersihkan dan disemprot cairan antiseptik. Setiap pemberangkatan bus juga dibekali hand sanitizer. Para penumpang yang diangkut juga dibatasi hanya separuh dari kapasitas tempat duduk yang ada di tiap unit armada.
Pada masa-masa awal pengoperasian kembali armada bus antarkota, belum semua unit yang jalan. Salah satunya PO Primajasa, yang melayani trayek Ciledug-Cirebon-Bekasi, Kuningan-Cirebon-Bekasi, dan Kuningan-Cirebon-Lebakbulus.
Dari tiga trayek tersebut, ada 85 unit armada. Namun, yang saat ini beroperasi baru setengahnya, masing-masing trayek mengoperasikan 12-15 unit saja.
Itu pun jumlah penumpang yang diangkut belum begitu banyak. Misalnya, untuk unit armada yang kapasitas tempat duduknya 54 seat, tiket yang dijual hanya 50 persen.
“Sesuai dengan arahan pemerintah dan owner perusahaan, kami hanya menjual 50 persen dari kapasitas kursi, yang terisi juga paling banyak belasan kursi. Tapi, kami tetap jalan untuk melayani para penumpang,” ujar Kepala pengurus PO Primajasa wilayah Cirebon-Kuningan, Rahman.
Konsekuensi dari pembatasan jumlah penumpang dari separuh kapasitas ini, maka tarif mengalami kenaikan 50 persen dari harga normal. Misalnya, 2-3 Ciledug-Bekasi dan Kuningan-Bekasi AC ekonomi yang tadinya Rp 70 ribu sekarang jadi Rp 105 ribu. Kuningan-Lebakbulus AC ekonomi yang normalnya Rp 80 ribu saat ini Rp 120 ribu. (azs)