Corona Bisa Sebabkan Komplikasi pada Pasien

Kamis 02-07-2020,20:05 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA – Sebuah studi pendahuluan mengungkapkan, bahwa virus Covid-19 tak hanya dapat merusak otak pasien. Melainkan, juga dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke, peradangan otak, psikosis, dan gejala mirip demensia pada beberapa kasus yang parah.

Psikosis adalah kelainan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian dan gangguan kontak dengan kenyataan. Sementara, demensia adalah kemerosotan semua kegiatan pikiran karena kerusakan atau penyakit pada otak.

Pakar dari University College London, Profesor Sarah Pett, yang ikut memimpin penelitian tersebut menyatakan, bahwa temuan tersebut adalah bentuk paling perinci pertama yang memaparkan serangkaian komplikasi neurologis Covid-19.

Dia menggarisbawahi, perlunya penelitian yang lebih besar untuk menemukan mekanisme terjadi di belakang fenomena-fenomena tersebut dan membantu para ahli untuk mencari metode perawatan yang tepat terhadap pasien.

“Ini adalah potret penting dari komplikasi Covid-19 terkait otak pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Sangat penting bagi kami untuk terus mengumpulkan informasi ini untuk benar-benar memahami virus ini sepenuhnya,” kata Sarah, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/7).

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Psychiatry pada Kamis (25/6/2020) itu melihat secara perinci pada 125 kasus Covid-19 dari berbagai rumah sakit di seluruh Inggris.

Peneliti utama dalam riset itu, Benedict Michael mengatakan, penting untuk dicatat bahwa penelitian tersebut berfokus pada kasus yang parah. Data tersebut dikumpulkan antara 2 April dan 26 April—ketika Covid-19 masih menyebar secara eksponensial di Inggris.

“Hasil studi itu menunjukkan, komplikasi otak yang paling umum terlihat adalah stroke, yang ditemukan pada 77 dari 125 pasien. Dari jumlah tersebut, sebagian besar kasus dialami pasien berusia di atas 60 tahun, dan sebagian besar disebabkan oleh pembekuan darah di otak—yang dikenal sebagai stroke iskemik,” terang Michael.

Michael menyebutkan, dalam studi tersebut juga menemukan, bahwa 39 dari 125 pasien menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau perubahan perilaku yang mencerminkan kondisi mental yang berubah.

Dari jumlah tersebut, sembilan pasien memiliki disfungsi otak yang tidak spesifik, yang dikenal sebagai ensefalopati, dan tujuh pasien mengalami peradangan otak atau ensefalitis.

“Temuan itu merupakan langkah awal yang penting untuk mendefinisikan efek Covid-19 pada otak. “Kami sekarang membutuhkan penelitian terperinci untuk memahami mekanisme biologis yang mungkin terjadi, sehingga kami dapat mengeksplorasi potensi perawatan,” pungkasnya. (der/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait