Sinyal Bagus untuk Jakabaring di Piala Dunia U-20

Sabtu 04-07-2020,06:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

JAKARTA - Status Gelora Sriwijaya Jakabaring di Piala Dunia U-20 2021 yang sempat abu-abu, kini sudah semakin jelas. Stadion berkapasitas 38 ribu penonton itu dipastikan selangkah lagi menjadi salah satu tempat penyelenggara kejuaraan sepak bola antarnegara untuk usia remaja, sekalipun FIFA belum pernah meninjau langsung markas Sriwijaya FC tersebut.

Adalah Ketum PSSI Mochammad Iriawan yang memberikan sinyal bahwa Gelora Sriwijaya Jakabaring bakal menjadi bagian dari sejarah Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan.

Usai rapat dengan Menpora Zainudin Amali di Kantor Kemenpora Senayan, Jakarta Pusat, mantan Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional itu menyebut, masuknya Jakabaring sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 sepengetahuan FIFA. Begitu juga dengan lima stadion lainnya macam Stadion Manahan Solo, SUGBK Senayan, Stadion si Jalak Harupat, Stadion I Wayan Dipta Bali, dan Gelora Bung Tomo Surabaya.

“Enam stadion itu sudah dikomunikasikan dengan FIFA. Termasuk di dalamnya ada Jakabaring. Stadion tersebut sudah beberapa kali gelar event internasional. Fasilitasnya juga lebih lengkap dari lainnya. Baik itu dari sisi akomodasi maupun transportasi. Saya juga melihat keseriusan pemimpin daerahnya,” ungkap Iwan Bule, sapaan karib Mochammad Iriawan kepada wartawan.

Sebagaimana diketahui, status Jakabaring sebagai salah satu penyelenggara Piala Dunia U-20 sempat simpang siur karena baru ditetapkan belakangan. Masuknya Jakabaring menggusur Stadion Pakansari Bogor dan Stadion Mandala Krida Jogjakarta.

Kedua stadion itu ditetapkan PSSI pada 23 Januari 2020 sesuai hasil rapat Ratu Tisha, Sekjen PSSI kala itu dengan FIFA yang dilaporkan kepada Sesmenpora Gatot Dewa Broto. Sementara Jakabaring masuk berbarengan dengan Stadion si Jalak Harupat melalui surat PSSI pada 24 Juni lalu.

“Kalau Mandala Krida, FIFA berulang kali menanyakan Gunung Merapi. Itu yang mereka khawatirkan. Sementra kita juga tidak tahu kapan gunung itu bakal mengeluarkan laharnya,\" ungkap Iwan Bule.

Gunung Merapi sendiri baru saja meletus pada 21 Juni lalu dengan tinggi kolom erupsi hingga 6.000 meter. Sementara pelaksanaan Piala Dunia U-20 butuh kenyamanan. Selain itu juga syarat untuk menjadi tuan rumah bahwa stadion utama harus didukung lima lapangan untuk latihan. Tentu saja semuanya harus memenuhi standar FIFA.

Kemudian akses ke venue dan infrastruktur pendukung untuk akomodasi. Soal itu, Jakabaring hebat dibanding lainnya. Karena memiliki LRT peninggalan Asian Games 2018. Selanjutnya kesiapan tuan rumah meramaikan setiap pertandingan karena setiap laga harus disaksikan 10 ribu penonton di stadion.

“Sudah disepakati pembagian tugasnya bahwa untuk pembangunan infrastruktur menjadi wilayahnya Kemen-PUPR. Kemudian penyelenggaraan kewenangan Kemenpora, sedangkan kami fokus pada kesiapan timnas. Kami ingin timnas sesuai harapan rakyat. Kami ingin fokus pada prestasi,” kata purnawirawan polisi berpangkat Komjen itu. (mid)

Tags :
Kategori :

Terkait