Kabar Baik, Peneliti Singapura Temukan Antibodi yang Bisa Kalahkan Virus Corona

Minggu 19-07-2020,23:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

SINGAPURA - Kabar baik datang dari peneliti Singapura. Tim peneliti berhasil menemukan antibodi yang dapat menetralkan virus corona pada pasien Covid-19.

Mereka telah menemukan antibodi yang merupakan elemen kunci dari sistem kekebalan tubuh manusia. Antibodi mencegah virus membajak sel manusia, atau mereplikasi di dalamnya.

Temuan ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Pusat Nasional untuk Penyakit Menular (NCID) dan Badan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian pada Jumat (17/7).

Penemuan mereka dapat membuka jalan bagi diagnosis yang lebih baik untuk mengidentifikasi orang yang sembuh dari infeksi tanpa gejala, atau sebagai pengobatan untuk pasien.

“Penelitian ini juga dapat memandu penemuan vaksin, atau memvalidasi keefektifan vaksin,” kata para peneliti seperti dilansir dari AsiaOne.

Direktur Eksekutif NCID, Profesor Leo Yee Sin, mengatakan Sars-CoV-2 telah menantang komunitas ilmiah internasional dengan banyak pertanyaan yang belum terpecahkan.

Tetapi penemuan terbaru oleh tim Singapura ini telah menjelaskan tentang kunci yang tidak diketahui. Yaitu mekanisme pertahanan tubuh manusia terhadap virus.

2

Sebagai contoh, satu yang tidak diketahui adalah berapa lama antibodi akan bertahan pada pasien yang pulih. NCID akan terus memantau kadar antibodi pada pasien yang pulih selama dua tahun ke depan.

Penemuan terbaru ini diterbitkan dalam dua jurnal ilmiah Nature Communications dan The Lancet. Membahas jenis antibodi spesifik yang dapat mencegah virus membajak sel manusia, atau mencegahnya menggandakan diri di dalam sel manusia.

Antibodi ini secara kolektif dikenal sebagai antibodi penetralisir. Sebab ketika patogen yang menyerang terdeteksi, tubuh memproduksi berbagai jenis antibodi dan sel untuk melawannya.

Para ilmuwan kemudian menganalisis di laboratorium menggunakan peralatan khusus dan reagen untuk mengidentifikasi antibodi tersebut.

“Untuk penelitian ini sampel darah, dahak, atau tinja, diambil dari lebih dari 100 pasien Covid-19 yang pulih,” kata para peneliti. (yud/JP)

Tags :
Kategori :

Terkait