KASUS swinger belakangan heboh di Tanah Air, lantaran salah satu dosen sebuah universitas, yang mengaku melakukan penelitian, akan gaya hidup bebas tersebut.
Terlepas dari kasus itu, swinger atau aktifitas ranjang yang melibatkan gonta-ganti pasangan, menurut sebuah studi di Belanda, adalah salah satu media dari penyebaran penyakit menular s*ksual (PMS) di tengah masyarakat modern.
Menurut studi yang dirilis pada jurnal S*xually Transmitted Infections itu, seperti dilansir NHS, adalah sesi ranjang yang dieksekusi tanpa menggunakan pengaman, yang menjadi permasalah utamanya.
Data tersebut merupakan temuan studi itu, menggunakan data yang dimiliki klinik-klinik di Negeri Kincir Angin tersebut, terkait jumlah swinger yang tertular PMS.
Adapun menurut temuan studi itu, dengan semakin tingginya usia seorang swinger, maka potensi mereka tertular beberapa penyakit, seperti chlamydia dan gonorrhoea, tidak tertutup kemungkinan HIV, adalah lebih tinggi, dibanding mereka yang lebih muda.
Perlu dicatat, data yang digunakan studi tersebut merupakan temuan berbasis wilayah. Efeknya di tanah air dan dampaknya terhadap mereka yang menjalani gaya hidup ini, mungkin tidak sepenuhnya berlaku di sini. Akan tetapi, potensi akan hal itu, bisa saja ditemukan di tengah masyarakat Indonesia.(ruf/fin)