SUBANG - Jalur pantura kembali memakan korban jiwa. Truk kontainer nopol H 1908 BH bermuatan ribuan lembar asbes dan GRC, dihantam bus Setia Negara nopol B 7274 BW sekitar pukul 16.00 WIB, Senin (15/7). Akibatnya, sembilan penumpang tewas dan enam lainnya luka berat dalam kecelakaan maut di Dusun Ekspres Girang, Desa Batangsari Kecamatan Sukasari, Subang itu. “Sepertinya korban masih akan bertambah karena kondisi kedua bangkai kendaraan belum bisa dievakuasi. Dugaan kami, masih ada korban yang terjepit di kedua kendaraan,” ungkap Kanit Lantas Polsek Pamanukan Ipda Dadang Sunarya kepada Radar, kemarin. Dari data sementara yang dihimpun koran ini, korban tewas bernama Surdiana, Sumondon, Suyadi, Suparman, dan Dasim. Sementara empat korban tewas lainnya belum diketahui identitasnya. Semua penumpang tewas berasal dari Kabupaten Kuningan. Dari sembilan korban tewas, satu di antaranya sopir truk yang saat ini kondisinya masih terjepit reruntuhan asbes dan GRC, delapan korban tewas lainnya berasal dari penumpang bus Setia Negara. Lokasi kedua kendaraan yang mengalami kecelakaan itu, tepat di dalam sawah, tempat kecelakaan tiga mobil terbakar beberapa bulan lalu. Saat ini petugas masih terus melakukan identifikasi. Korban sulit diidentifikasi karena kondisi korban sangat mengenaskan dan berlumuran lumpur. Semua barang tercebur ke sawah. Sedangkan motif kecelakaan maut itu masih diselidiki polisi dengan meminta keterangan para saksi di lokasi kejadian. Dugaan sementara dari sejumlah keterangan saksi menuturkan, bus Setia Negara menabrak truk kontainer bermuatan asbes dan GRC dari belakang hingga bus Setia Negara naik ke atas kontainer hingga kedua kendaraan tersebut masuk ke sawah. Kondisi truk kontainer hancur berantakan, semua muatan asbes berserakan di tengah sawah, sementara bus Setia Negara terbalik di tengah sawah. Hingga kini kepolisian masih memburu sopir bus yang belum diketahui keberadaannya, apakah kabur atau menjadi bagian dari sembilan korban tewas tersebut. Adapun sopir truk dipastikan tewas tergencet. Terang saja, kecelakaan tersebut menggemparkan ribuan warga. Mereka berhamburan ke jalan menyaksikan dari dekat peristiwa kecelakaan tersebut. Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Polres Subang dibantu warga berhasil mengevakuasi bus. \"Busnya sudah dievakuasi. Tinggal bangkai truk saja. Kami masih melakukan upaya evakuasi karena ada dugaan masih ada korban meninggal di dalam truk yang ambles ke sawah tersebut,\" kata Kasat Lantas Polres Subang, AKP Ricko Taruna di lokasi kejadian tadi malam. Akibat evakuasi ini, ruas jalur pantura dari arah barat menuju timur menjadi tersendat. Ekor kemacetan hingga mencapai sekitar dua kilometer. \"Bagi pengendara kami harap bersabar karena kami dari jajaran kepolisian tengah melakukan evakuasi truk yang terjungkal ke sawah,\" ujar Ricko. Karena kemacetan tersebut, sejumlah bus dari arah barat yang terjebak macet, terpaksa memasuki ruas jalur dari arah timur, dengan melawan arus. Sementara, untuk para penumpang bus yang selamat telah melanjutkan kembali perjalanan menggunakan mobil bus Setia Negara lainnya. SERING UGAL-UGALAN Kasat Lantas Polres Subang, AKP Ricko Taruna membeberkan, selama ini bus Setia Negara dikenal karena sopir-sopirnya sering mengendarai dengan kecepatan tinggi. \"Kalau lagi macet pun, sopir bus Setia Negara sering nekad,\" ujarnya. Ricko mengakui, dalam kecelakaan kali ini, sopir bus Setia Negara tengah melaju kencang. \"Keterangan dari saksi, sopir bus ini membawa kendaraannya dengan kecepatan tinggi, juga ugal-ugalan,\" kata Ricko. Hal yang sama diakui Saleh, warga setempat. Menurutnya, bus Setia Negara selama ini dikenal melaju dengan kecepatan tinggi di ruas jalur pantura. \"Wah bus itu mah sudah dikenal sering ngebut. Bukan sekarang saja, tapi sebelum-sebelum kecelakaan ini,\" kata dia. (hya)
Bus Hantam Kontainer, 9 Tewas, Polisi BuruSopir Setia Negara
Selasa 16-07-2013,06:02 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :