Ok
Daya Motor

Nasib Penjual Bunga 7 Rupa di Situasi Pandemi

Nasib Penjual Bunga 7 Rupa di Situasi Pandemi

Kendaraan Luar Kota Tak Singgah, Mungkin Mereka Takut Corona

 

Biasanya kendaraan berpelat luar kota selalu singgah di lapak sederhana itu. Persis di sisi Jl Kesambi, Kota Cirebon. Di sana, penjual bunga 7 rupa mengadang para peziarah yang hendak menuju Makam Jabang Bayi. Tidak tahun ini. Sepi. akibat pandemi.

 

ADE GUSTIANA, Cirebon

 

MAMA Rina mungkin sudah familiar di kalangan peziarah. Setiap tahun, perempuan 45 tahun ini selalu mengadu nasib bersama dagangan yang dijualnya. Namun di situasi saat ini, perbedaan dirasakan betul. Omzet turun drastis. Tidak ada lagi hari mrema. Semua sama-sama sepi.

 

Penurunan omzet lebih dari 200 persen. Dikatakan perempuan yang selalu ramah kepada pembelinya itu, tahun-tahun sebelumnya, peziarah mayoritas berasal dari luar kota. Teridentifikasi dari plat kendaraan yang terparkir. \"Biasanya saat menjelang ramadan atau 7 hari sebelum dan setelah Idul Fitri, banyak peziarah. Tahun sekarang nggak, mungkin mereka takut corona,\" ujarnya.

 

https://youtu.be/9lAyLg55nqA

 

Ia menambahkan, pagi hingga sore hari berjualan, rata-rata hanya memperoleh penghasilan kotor Rp20 ribu. Sebelum memikirkan untung, ia lebih dulu mencemaskan modal yang hingga saat ini belum tertutup akibat minimnya penjualan. \"Mudah-mudahan sih nanti balik modal. Harga mah berapa aja, kita tidak patok. Mau beli Rp5 ribu juga dilayani,\" ungkapnya.

 

Tidak hanya kembang 7 rupa, aneka keperluan lain untuk berziarah disiapkan. Seperti kemenyan, dupa, wangi-wangian, dan lain sebagainya. Namun begitu, hari H hingga H+7 Idul Fitri, masih diharapkan sebagai waktu meraup untung. Bagaimanapun, ia harus tetap optimis dan terus berjualan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: