Ok
Daya Motor

Gubernur Jabar Ajak ITB Kelola Sampah Jadi Energi Baru Terbarukan

Gubernur Jabar Ajak ITB Kelola Sampah Jadi Energi Baru Terbarukan

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjadi Pembicara Pada Forum Dialog Bisnis dan Kebijakan "Indonesia Green Connect 2025" tema Kolaborasi Pemda Jabar dan ITB di Aula Timur Kampus ITB, Kota Bandung, Kamis 7 Agustus 2025.-Rizal FS-Dokpim Jabar

BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pembangunan wilayah yang berakar pada kondisi wilayah.

Ia mencontohkan desain kantor pemerintah di Jabar yang seragam, padahal kondisi geografis dan cuaca di setiap daerah berbeda.

"Akibatnya, bangunan menjadi tidak nyaman dan tidak terkoneksi dengan lingkungan. Ini memicu kegelisahan,” tuturnya dalam Indonesia Green Connect 2025 di Aula Timur Kampus ITB, Kota Bandung, Kamis 7 Agustus 2025 kemarin.

Oleh sebab itu, pria angkrab disapa Kang Dedi Mulyad (KDM) mengajak ITB untuk mengembangkan riset kewilayahan yang berbasis pada sifat dan karakter lingkungan setempat.

BACA JUGA:Masyarakat Tagih Janji Dedi Mulyadi Gelontorkan Rp20 Miliar untuk Desa Tonjong Cirebon

BACA JUGA:Dedi Mulyadi Siap Diperiksa Polda Jabar Atas Insiden Pesta Rakyat di Garut

BACA JUGA:Razia di Kawasan Kalijaga, Satresnarkoba Polres Cirebon Kota Sita Sejumlah Botol Miras Tanpa Izin

“ITB harus memimpin pengembangan arsitektur dan tata ruang yang sesuai dengan ciri khas wilayah. Bangunan di Bandung misalnya, seharusnya tidak bergantung pada AC karena cuacanya sejuk. Tapi karena desainnya keliru, ruangan jadi panas dan boros energi,” katanya.

Selain itu, KDM juga mengajak ITB untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan energi matahari dan pengelolaan sampah sebagai sumber energi terbarukan.

“Sampah selama ini dianggap musibah, padahal itu energi. Teknologi yang dibutuhkan tidak harus mahal.”

“Saya tantang ITB bikin sistem pengelolaan energi dari sampah di kelurahan sekitar kampus. Biayanya akan kami tanggung,” ucapnya.

KDM menambahkan bahwa konsep pembangunan berkelanjutan juga harus mencakup perbaikan lingkungan sekitar pusat-pusat pendidikan, seperti di Jatinangor. Ia menyoroti kondisi lalu lintas dan fasilitas pejalan kaki yang membahayakan mahasiswa.

“Ilmu jangan hanya berhenti di disertasi. Jadikan Jatinangor kawasan terpelajar yang bersih, tertib, dan aman,” tuturnya.

BACA JUGA:Identitas 3 Korban Meninggal Dunia di Hiburan Rakyat Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, Ada Polisi

BACA JUGA:Ketua MPR dan Menag Jadi Saksi Pernikahan Anak Gubernur Dedi Mulyadi

Kemudian, KDM juga menyoroti pentingnya teknologi tepat guna dalam mendukung ketahanan pangan dan energi berbasis kemandirian lokal.

Ia mencontohkan penerapan sistem biogas dari peternakan yang sudah diterapkan di lingkungan tempat tinggalnya.

“Di tempat saya, tidak ada lagi warga yang memakai gas LPG 3 kilogram. Semua energi rumah tangga bersumber dari peternakan yang kami kelola sendiri,” jelasnya.

Menurut KDM, pengembangan teknologi sederhana semacam itu mampu menciptakan siklus ekonomi yang kuat dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap belanja pokok.

“Saya yakin jika teknologi ramah lingkungan ini diterapkan secara luas, maka Jawa Barat akan menjadi provinsi yang gemah ripah repeh rapih,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: reportase

Berita Terkait