Jembatan Ambruk! Aktivitas Ekonomi di Dua Desa Ini Terencam Kolaps, Pemerintah Segera Turun Tangan

Sementara itu, petani tebu setempat, H Tarjuki, juga merasakan imbas dari jembatan ambruk tersebut.

Ia menjelaskan bahwa saat masa tebang tiba, tebu harus diangkut menggunakan mobil, dan jalur tersebut adalah satu-satunya akses yang memunngkinkan.

“Sekarang tidak bisa lewat sama sekali. Ini benar-benar menghambat aktivitas kami dan membuat panen terancam terganggu,” ungkapnya.

Kondisi ini sudah dilaporkan kepada Pemerintah Desa Gagasari. Namun, pihak desa mengaku tidak dapat berbuat banyak karena jalan yang melintasi jembatan tersebut berstatus jalan poros kabupaten.

Kuwu Gagasari, Tamam menyatakan, desa hanya bisa mengajukan perbaikan kepada pemerintah kabupaten.

“Kami sudah ajukan sejak tahun 2021, tetapi sampai sekarang belum ada realisasi. Untuk jalan desa, sudah 90 persen kami perbaiki menggunakan dana desa, namun jalan kabupaten memang minim perbaikan,” jelasnya.

Tamam menambahkan bahwa sektor pertanian dan peternakan merupakan tulang punggung ekonomi Desa Gagasari. 

Banyak tenaga kerja lokal menggantungkan hidupnya dari peternakan ayam broiler dan lahan pertanian di wilayah tersebut.,

Karena itu, kerusakan jembatan bukan hanya menghambat mobilitas, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi masyarakat.

Warga berharap Pemerintah Kabupaten Cirebon segera proaktif untuk memperbaiki jembatan tersebut.

“Kami bener-benar menunggu tindakan pemerintah. Kegiatan pertanian dan peternakan tidak bisa menunggu lama,” tegas Rudi.

Sambil menunggu perbaikan secara permanen dari pemerintah, terlihat melakukan upaya perbaikan darurat secara swadaya, Sabtu 22 November 2025. (*)

Sumber: reportase