Sejarah Desa: Asal Usul Desa Slangit Cirebon, Misteri Pohon Slangit dan Pantangan Menjual Nasi
Foto hanya ilustrasi tidak terkait langsung dengan sejarah dan asal-usul Desa Slangit Cirebon.-Freepik.com-
BACA JUGA:iPhone 17 Pro Max Miliki Baterai Terkuat Sepanjang Sejarah, Cek Faktanya
BACA JUGA:iPhone 17 Pro Max Harga dan Spesifikasi Lengkap, Paling Andal dalam Sejarah iPhone
Setelah berguru cukup lama, Ki Bandang Samaran dipercaya untuk memimpin masyarakat dan kemudian dikenal sebagai Ki Gede Limas.
Pada suatu waktu, Mbah Kuwu teringat pada sepotong kayu pemberian Ki Danuwarsi. Kayu itu lalu ditancapkannya di pekarangan Ki Gede Limas.
Tidak disangka, potongan kayu tersebut tumbuh menjadi pohon raksasa yang menjulang tinggi hingga seolah mencapai langit. Dari sinilah nama Desa Slangit berasal, merujuk pada ‘slangit’ atau menjulang ke langit.
Pohon legendaris itu menjadi simbol desa dan asal-usul penamaannya yang bertahan hingga hari ini.
BACA JUGA:8 Aplikasi Penghasil Uang Terbaru 2025 yang Terbukti Membayar dan Cepat Cair
BACA JUGA:100 Pebecak Lansia di Cirebon Terima Becak Listrik Bantuan Presiden Prabowo
Selain sejarahnya yang kental dengan legenda, Desa Slangit juga dikenal karena sebuah pantangan adat yang masih dijaga ketat: larangan menjual nasi. Tradisi ini diyakini sebagai warisan leluhur yang menjunjung tinggi nilai sosial dan kepedulian terhadap sesama.
Nasi dianggap sebagai kebutuhan pokok, sehingga bagi warga Slangit, menjualnya kepada tamu dianggap tidak etis.
Jika ada pembeli yang memaksa membeli, penjual akan memberikan nasi secara cuma-cuma tanpa pernah memasukkan ke dalam daftar pembayaran.
Larangan ini hanya berlaku khusus di Desa Slangit dan tidak diterapkan oleh desa-desa tetangga seperti Kreo, Klangenan, atau Pekantingan.
Menariknya, pantangan tersebut tidak berlaku untuk olahan beras lain yang tidak berbentuk nasi, seperti bubur atau lontong. Termasuk nasi yang didatangkan dari luar desa, yang tetap masuk dalam kategori pantangan.
Kepala Desa Slangit, Sura Maulana, pernah menegaskan bahwa larangan ini bukan sekadar cerita kosong. Menurutnya, banyak kejadian yang dianggap sebagai bukti nyata.
Warga yang nekat melanggar pantangan itu disebut-sebut pernah mengalami kemalangan, mulai dari usaha bangkrut hingga kehilangan seluruh harta yang dimiliki. Bahkan ada pula sosok tokoh agama yang dikabarkan wafat usai mengabaikan larangan tersebut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


