Ok
Daya Motor

Louis Theodorus Gonsalves: Raja Gula Pantura Pendiri Gereja Santo Yusuf Cirebon

Louis Theodorus Gonsalves: Raja Gula Pantura Pendiri Gereja Santo Yusuf Cirebon

Louis Theodorus Gonsalves pendiri Gereja Santo Yusuf Cirebon.-Pesona Ketanggungan-Facebook

Modal yang digunakan tidak main-main, mencapai 550.000 gulden dari Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM). 

Pabrik itu kemudian menjadi cikal bakal Pabrik Gula Kersana di kawasan Ketanggungan Barat.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Janjikan Bonus Rp1 Miliar untuk Peraih Emas SEA Games 2025 Thailand

BACA JUGA:Prabowo dan Bahlil Usulkan Pilkada Kembali ke DPRD, Berikut Alasan Kedua Pimpinan Parpol Ini

Ambisinya tak berhenti di situ. Tiga tahun berikutnya, ia mendirikan empat pabrik gula baru di Kalimaro, Ciledug, Cigobang, dan Waled. 

Pesatnya ekspansi membuat Louis menjelma menjadi salah satu tuan tanah paling berpengaruh di Brebes dan sekitarnya.

Setelah membangun Gereja Santo Yusuf, Louis diperkirakan lebih banyak menetap di Cirebon. 

Ia menghabiskan masa tuanya di kota ini hingga wafat pada 3 Juni 1897, dalam usia 69 tahun.

Gereja Katolik Pertama di Jawa Barat

Gereja Santo Yusuf bukan sekadar tempat ibadah; ia menjadi simbol awal hadirnya komunitas Katolik di Jawa Barat. Gereja ini juga menjadi tonggak berdirinya Keuskupan Bandung di kemudian hari.

Pelayanan Gereja Santo Yusuf pada masa itu terbilang luas. Selain mencakup Cirebon, gereja ini menjadi pusat pelayanan bagi umat Katolik di Majalengka, Indramayu, Kuningan, Bandung, Garut, Tasikmalaya, bahkan hingga Brebes dan Tegal.

Warisan Louis Theodorus Gonsalves tidak hanya tercatat dalam sejarah industri gula di Pantura, tetapi juga dalam perjalanan panjang Gereja Katolik di Jawa Barat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait