Potensi Wakaf di Indonesia Capai Rp 180 Triliun, Baru Tergarap 1,6 Persen
Potensi wakaf Indonesia mencapai Rp 180 triliun per tahun, namun baru 1,6 persen tergarap, Makom Albab soroti rendahnya literasi wakaf dan dorong pengelolaan wakaf produktif untuk kesejahteraan umat.-Abdullah-Radarcirebon.com
Fenomena Wakaf Uang dan Dana Mengendap di Bank
Zaenuri mencontohkan tren positif bahwa sejumlah perguruan tinggi kini mulai aktif menghimpun wakaf uang. Nominalnya pun cukup besar, mencapai Rp 100–150 miliar di beberapa kampus.
BACA JUGA:Profil Igor Sergeev, Penyerang Tajam Uzbekistan yang Masuk Radar Persib Bandung
BACA JUGA:Perusahaan Anak BRI Group Catat Laba Rp8,2 Triliun, Kontribusi ke Induk Capai 19,9 Persen
Namun di sisi lain, ia menyoroti adanya dana-dana mengendap di bank yang pemiliknya telah meninggal dunia sementara ahli waris tidak dapat ditemukan. Jika status pemiliknya muslim, dana tersebut bisa menjadi dana temuan yang berpotensi dikelola untuk kepentingan umat.
“Sekarang dana temuan di bank mencapai sekitar Rp 20 triliun. Ini harus dikelola baik agar bermanfaat,” jelasnya.
Makom Albab, kata Zaenuri, ingin mengambil bagian dalam literasi dan pengembangan pengelolaan wakaf, sekaligus mendukung upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan pengentasan kemiskinan.
“Kami ingin masyarakat benar-benar memahami wakaf dan bisa terlibat langsung dalam pengembangannya,” tambahnya.
Makom Albab Ekspansi hingga Luar Negeri
Ketua Umum Makom Albab, Juhana Zulfan, menambahkan bahwa organisasi yang dipimpinnya tidak hanya berkembang di Indonesia, tetapi juga telah memiliki cabang hingga luar negeri.
Makom Albab telah berjalan selama dua periode dan kini tengah menata regenerasi agar kepemimpinan organisasi tetap berlanjut.
“Makom Albab lahir dari komunitas alumni Ponpes Babakan Ciwaringin pada 2016. Ketika ditelusuri, pesantren itu berdiri pada 1817. Artinya, sudah lebih dari 300 tahun,” tuturnya.
Dengan usia pesantren yang sangat tua, Juhana meyakini jumlah alumninya sangat besar. Karena itu, Makom Albab terus melakukan pemutakhiran data serta memperluas cabang di berbagai daerah dan negara.
“Saya sebagai santri hanya sami’na wa atho’na. Ternyata banyak senior dan alumni Babakan Ciwaringin yang tersebar di berbagai tempat. Cabang Makom Albab akan terus kita kembangkan,” ujarnya.
Dengan potensi wakaf yang sangat besar, baik secara nasional maupun di lingkungan alumni pesantren, Makom Albab bertekad menjadi bagian dari gerakan penguatan ekonomi umat melalui wakaf produktif.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


