Sosok Eyang Kyai Hasan Maulani, Ulama Besar yang Dijadikan Nama Jalan Baru Kuningan
Jalan Lingkar Timur Kuningan resmi memiliki nama baru yakni Jalan Eyang Kiai Hasan Maulani. Diresmikan oleh Bupati Kuningan.-Pemkab Kuningan-Radar Kuningan
BACA JUGA:KAI Daop 3 Cirebon Napak Tilas Kenang Pembangunan Jalur Cirebon-Semarang
Ia juga menjalani tirakat dengan mengurangi makan, minum, dan tidur demi mengamalkan pepatah Sunda, Lamun hayang boga perah kudu daek peurih.
H Yusron Kholid, mantan Kepala Kemenag Kuningan yang juga cicit Eyang Kiai Hasan Maulani, menyampaikan apresiasi kepada Bupati Kuningan atas penetapan nama tersebut.
"Sejatinya Kiai Hasan Maolani bukan hanya milik dzuriyyah atau keturunannya, tetapi aset historis masyarakat Kuningan, Tatar Sunda, dan bangsa Indonesia," kata H Yusron Kholid.
Yusron menyebutkan, Eyang Kiai Hasan Maulani lahir di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, pada Senin Legi, 22 Mei 1782 Masehi atau 8 Jumadil Akhir 1196 Hijriyah.
Ia merupakan putra dari Kyai Tubagus Lukman bin Kyai Sathor dari Kelurahan Citangtu dan Ny. Murtasim binti Kyai Arifah asal Desa Garawangi. Keduanya menetap di Desa Lengkong dan mendirikan pesantren Roudlotuttholibin.
Diberitakan sebelumnya, jalan yang menghubungkan Desa Sampora hingga Ancaran, memiliki nama yang diambil dari ulama besar asal Desa Lengkong, Kabupaten Kuningan.
BACA JUGA:Demi Penuhi Target Perbaiki 11 Ribu Sekolah Pertahun, Presiden Prabowo Nekad Lakukan Ini
Jalan Lingkar Timur Kuningan yang membentang sepanjang 13 kilometer itu, resmi memiliki nama baru yakni Jalan Eyang Kiai Hasan Maulani.
"Penamaan ini bukan sekadar memperjelas identitas wilayah, tetapi untuk menyambung mata rantai dan memberi penghormatan atas jasa besar seorang tokoh perjuangan bangsa,” ujar Bupati Kuningan.
Bupati Dian mengatakan, keterbatasan harus meningkatkan terobosan untuk masyarakat Kuningan.
Selama punya tekad yang kuat, cita-cita tersebut harus dibuktikan seperti halnya bahwa jalan ini akan diteruskan dari Ancaran ke Kadugede.
Ia menjelaskan, Eyang Kiai Hasan Maulani dikenal sebagai sosok pahlawan yang gigih melawan penjajahan Belanda melalui syiar agama.
"Beliau bahkan pernah ditangkap dan diasingkan ke Manado karena pengaruhnya yang luas dan dukungan masyarakat yang luar biasa," sebutnya.
BACA JUGA:Respon Efisiensi Belanja Media Massa, Dedi Mulyadi Mengaku Tetap Konsisten Berpihak Kepada Pers
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


