Rp30 M untuk Datangkan Klub Eropa
JAKARTA - Indonesia menjadi rujukan tiga klub besar Inggris bulan ini. Yakni Arsenal, Liverpool, dan Chelsea. Setelah Arsenal \"meledak\" di Gelora Bung Karno Minggu (14/7) lalu dengan melumat Timnas Indonesia tujuh gol tanpa balas, kemarin (17/7) Liverpool tiba di Jakarta. Steven Gerrard dkk datang ke Indonesia melalui Bandara Halim Perdana Kusuma pukul 14.00 WIB kemarin. Membawa 28 pemain, The Reds akan menghadapi Timnas Indonesia Sabtu (19/7) mendatang di Gelora Bung Karno. Kedatangan tim juara Liga Inggris 18 kali tersebut disambut meriah oleh para Liverpudlian, penggemar Liverpool. Bahkan sejak pukul 10.00 WIB, para Liverpudlian sudah memerahkan terminal kedatangan Halim Perdana Kusuma. Nah, kunjungan tiga raksasa Premier League ke tanah air dalam kurun waktu tiga pekan berurutan ini memang menjadi catatan tersendiri. Dalam satu dasawarsa terakhir, mungkin baru tahun ini penonton sepak bola betul-betul dimanjakan dengan kedatangan klub-klub tersebut. Belajar dari tahun ini, tak menutup kemungkinan \"invasi\" klub-klub besar Eropa ke Asia, khususnya Indonesia akan berlanjut. Tahun-tahun mendatang klub seperti Real Madrid, Barcelona, atau Juventus bisa saja hadir menyapa penggemar bola Indonesia. Namun, dibalik histeria kedatangan klub-klub besar tersebut ternyata terselip rasa miris dari suporter Indonesia. Misalnya yang dirasakan Rahmat Saifudin. Liverpudlian asal Surabaya itu menonton laga Liverpool versus Indonesia dengan rasa deg-degan. \"Saya sih tidak mengharapkan tim Indonesia nantinya kalah besar dengan Liverpool. Saya ingin kita (Timnas Indonesia, red) kalah tapi jangan telak. Jangan seperti saat kalah 0-7 dari Arsenal Minggu (14/7) lalu. Jadi, kalau kalah, mendingan 0-1 atau 1-2 saja,\" kata pria berusia 23 tahun itu. Dalam kacamata Rahmat, tim Indonesia seharusnya merasa beruntung dengan kesempatan yang ada ini. Menghadapi tim berlevel atas seperti Arsenal, Liverpool, dan Chelsea, tim Garuda wajib mengambil manfaat berupa pengalaman berharga. Sedang dari PSSI, anggota Exco Tonny Apriliani menuturkan, kedatangan tim besar membuktikan sepak bola Indonesia sudah pulih dan kembali diminati. Kalaupun ada yang perlu diperbaiki, adalah kualitas tim yang didatangkan ketika bertanding dengan Indonesia. “Ini terlalu njomplang. Harapan saya jangan melulu tim yang punya kualitas high yang ke Indonesia. Tapi disesuaikan dengan target kita ke depan. Paling dekat adalah pra kualifikasi Piala Asia. Kita mungkin cari lawan yang karakternya mirip Tiongkok atau Arab Saudi,\" tutur Tonny. Berkaca dari itu, Tonny membidik negara-negara seperti Korsel, Jepang, atau Bahrain sebagai lawan uji coba. Tonny sendiri merasa penasaran dengan Bahrain yang melumat Indonesia sepuluh gol tanpa balas. Soal kekalahan tujuh gol tanpa balas dari Arsenal, dia memberikan pembelaan kepada anak asuh Jacksen F Tiago itu. Yakni, tim yang diturunkan adalah tim muda. Komposisi ini beda dengan pemain timnas saat kalah 0-3 dari Timnas Belanda bulan lalu. Di sisi lain, menurut Head of Marketing Communication Nine Sport Inc Denny Ervan mengatakan, kedatangan tim-tim asing ke Indonesia harus dinilai positif. Event Organizer (EO) yang menghadirkan Chelsea itu bukan melulu soal keuntungan materi. \"Kita pastinya bosan dengan berita negatif soal sepak bola tanah air. Karena itu lawan klub-klub papan atas diharapkan penggemar bola Indonesia kembali memerahkan Gelora Bung Karno. Kita ingin semangat positif itu hadir lagi,\" tutur Denny. Mengenai biaya mendatangkan Chelsea ke tanah air, Denny ogah bicara berapa besarannya. Akan tetapi, berkaca dari sebelumnya diperkirakan butuh sekitar Rp30 miliar atau lebih guna membuat tim-tim raksasa Eropa menjejakkan kakinya di tanah air. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: