Reza DA Pernah Jadi TKI di Riyadh, Disekap Hingga Harus Tebus Rp21 Juta Demi Pulang ke Indonesia
Di tengah persembunyian, Eza akhirnya dapat ditemukan oleh majikan tadi. Eza tak punya pilihan, kembali ikut dan dimasukkan ke gudang kamar itu.
Eza diperbolehkan pulang ke Indonesia dengan satu syarat, harus ada tebusan Rp21 jura, “Bayar ke majikan uang ganti rugi,” tambahnya.
Saat itu, Eza paham keluarganya tak punya uang segitu banyak. Eza bilang ke ibunya via sambungan telepon bahwa tidak mengapa jika dirinya mati di sana, karena dia tak ingin menyusahkan orang tuanya. “Kalau Eza mati, mati di sini, mama nangis, enggak tahu apa yang dilakukan mama sama abi, mama dipinjamin uang sama beberapa orang,” ungkapnya.
Dia pun dilepaskan dan menuju terminal bus dirinya harus berjalan berjalam-jam dari jam 8 malam hingga pagi hingga perjalanan ke bandara Riyadh berjalan lancar ke Indonesia. Total sebulan dirinya bertahan jadi TKI di tempat laudry tersebut.
“Begitu sampai ke Jakarta nangis, satu bulan (jadi TKI) pas kayak 10 tahun,” ujarnya.
Sesampai di tanah air, Eza mengalami depresi dan orang tuanya harus menyembuhkannya secara perlahan. Mamanya sampai memanggil orang untuk meminta Eza bernyanyi, dan itu ampuh membuatnya membaik. “Mama itu malaikatnyya Eza, Eza enggak tahu kalau enggak ada mama, Eza enggak tahu apa yang akan jadi,” bebernya.
“Eza selalu doa, minta sama Allah kalau boleh Eza dulu yang pergi, karena enggak akan kuat (kepergiaan orang tua). Sekarang apa-apa semuanya mama. Tempatnya Eza cerita, demi Allah Eza enggak akan kuat (kalau orang tua meninggal duluan),” jelasnya.
Kepada keluarga yang pernah menghina orang tuanya Eza memilih untuk tidak menjalin silaturahmi. “Mama pernah dicekik sama sepupunya, keponakannya. Serendah itu kita dulu (diperlakukan),” pungkasnya. (pojoksatu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: