Teroris Terus Gerilya di Turki

Teroris Terus Gerilya di Turki

JAKARTA – Turki sedang dihadapkan dengan masalah terorisme yang terus mengancam Pemerintah Presiden Erdogan. Sejumlah titik di perairan, dan kawasan strategis menjadi pantauan pasukan militer setempat. Setelah terakhir menjatuhkan hukuman lebih dari 12 tahun penjara kepada seorang anggota senior kelompok teroris Daesh/ISIS.

Kabar terbaru, dengan ditingkatkannya kewaspadaan, pasukan Penjaga Pantai Turki menahan 36 pencari suaka di lepas pantai Aegea dan Mediterania. Pemerintah setempat pun membenarkan kabar tersebut. ”Total ada enam pencari suaka, yang terdampar di atas sampan. Kami selamatkan di distrik Cesme di provinsi Izmir,” terang sumber keamanan setempat seperti dilansir Anadolu Agency.

Para pencari suaka yang diselamatkan dari lepas pantai Tanjung Karaabdullah, dibawa ke departemen imigrasi provinsi. Secara terpisah, sekitar 30 pengungsi Suriah dengan dua kapal ditahan di distrik Gazipasa di provinsi Antalya di Mediterania Turki.

Mereka diserahkan ke direktorat migrasi provinsi setelah pemeriksaan reguler. Selain itu, satu orang yang diduga mengatur penyeberangan ilegal para pencari suaka sudah ditangkap. Turki menjadi salah satu rute utama para pencari suaka yang ingin mencapai Eropa, terutama sejak perang saudara Suriah dimulai pada 2011. Turki menampung hampir empat juta warga Suriah, lebih banyak dari negara lain.

Terkait dengan sisi keamanan, pasukan keamanan Turki melumpuhkan dua teroris PKK dalam Operasi Cakar Harimau yang sedang berlangsung di Irak utara.

Dalam wawancaranya dengan Channel 4 News Inggris, Menhan Turki Hulusi Akar menjelaskan, para teroris yang sedang mempersiapkan serangan dilumpuhkan oleh operasi udara di wilayah Haftanin.

Turki sendiri telah meluncurkan Operasi Cakar Harimau dan Operasi Cakar Elang sejak bulan Juni untuk memastikan keselamatan rakyat dan perbatasannya, dengan memusnahkan ancaman kelompok teroris yang sering menggunakan Irak utara untuk merencanakan serangan lintas perbatasan.

”PKK sendiri merupakan organisasi teroris yang masuk dalam list pemerintah sebagai organisasi terlarang di Turki, AS dan UE. Kelompok ini bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi. YPG adalah cabang PKK di Suriah,” ungkapnya.

Terakhir, Pengadilan Turki pada Sabtu (19/9) menjatuhkan hukuman lebih dari 12 tahun penjara kepada seorang anggota senior kelompok teroris Daesh/ISIS. Pengadilan Pidana Tinggi ke-2 di provinsi Sakarya, barat laut Turki.

Hukuman penjara 12 tahun enam bulan kepada militan ISIS berpangkat tinggi Halis Bayancuk, itu dinilai pantas karena dinilai sebagai tokoh penggerak yang juga dikenal dengan nama sandi Abu Hanzala. ”Bayancuk terbukti melakukan kegiatan pembentukan dan memimpin organisasi teroris bersenjata,” jelasnya.

Turki adalah salah satu negara pertama yang mendeklarasikan Daesh/ISIS sebagai kelompok teroris pada 2013. Negara ini juga diserang oleh para teroris Daesh/ISIS beberapa kali. Kelompok teror tersebut telah melakukan sedikitnya 10 serangan bom bunuh diri, tujuh serangan bom, dan empat serangan bersenjata yang menewaskan 315 orang dan melukai ratusan lainnya. (fin/ful)

https://www.youtube.com/watch?v=Y9DgtT5_ECA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: