Penembakan Massal di New York, 2 Orang Tewas dan Puluhan Terluka
New York – Sedikitnya dua orang tewas dan 17 orang lainnya luka-luka dalam peristiwa penembakan di sebuah pesta di negara bagian New York. Korban tewas pun memancing reaksi massa untuk menggelar aksi. Polisi terus melakukan pendalaman atas peristiwa ini.
”Seorang pria dan seorang wanita tewas dalam insiden penembakan yang terjadi di Rochester. Masih ada belasan orang yang dirawat. Ini benar-benar tragedi yang membuat situasi makin buruk,” terang Mark Simmons, kepala polisi, setempat seperti dikutip dari Associated Press, Minggu (20/9).
”Beberapa saksi telah kami mintai keterangan. Dan dalam peristiwa ini, belum dapat pula kami pastikan berapa pelaku penembakan itu. Peristiwa ini jelas membuat malu kami sebagai aparat hukum,” terangnya.
Selain di Rochester, aksi serupa juga terjadi di Kanada. Seorang pria bersenjata yang mengenakan seragam polisi melepaskan tembakan dan menewaskan sedikitnya 16 orang. Termasuk seorang perempuan perwira polisi, di provinsi Nova Scotia, Kanada.
Tindakan brutal yang berlangsung sekitar 12 jam itu berakhir setelah sempat terjadi pengejaran mobil sang pelaku oleh polisi. Terduga pelaku penyerangan dilaporkan tewas. Warga di desa Portapique sebelumnya diminta tinggal di dalam rumah setelah aksi serangan dimulai pada Sabtu. Polisi sebelumnya mengatakan tersangka mengendarai mobil polisi.
Pria bersenjata itu menembak kerumunan orang di sejumlah lokasi di Nova Scotia. ”Pihak berwenang masih berusaha untuk menetapkan jumlah korban tewas,” jelasnya.
Sekadar mengingatkan penembakan di Rochester itu terjadi setelah insiden lain yang mengguncang kota New York ketika seorang pria kulit hitam bernama Daniel Broad tewas setelah polisi menutupi wajahnya, dan mendorong wajahnya ke tanah selama dua menit, menurut klip video yang beredar.
Daniel Brod (41) menderita masalah pernapasan ketika polisi menangkapnya pada Maret, membatasi pergerakannya, dan mengenakan penutup pelindung. Daniel kemudian meninggal karena mati lemas, tetapi ceritanya tidak dipublikasikan sampai keluarganya mengumumkannya pada konferensi pers bulan ini.
Kematian Daniel terjadi dua bulan sebelum pembunuhan George Floyd pada bulan Mei, ketika seorang polisi kulit putih berlutut di atas leher Floyd selama sekitar delapan menit di Minnesota. Insiden inilah yang memicu protes anti-rasisme di seluruh dunia. (fin/ful)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: