Kemenkes: Waspada DBD dan Leptospirosis

Kemenkes: Waspada DBD dan Leptospirosis

JAKARTA-Cuaca ekstrem yang tengah terjadi di sejumlah daerah patut diwaspadai. Selain potensi bencana banjir, bahaya munculnya penyakit juga dapat terjadi.

Kepala Pusat Data dan Informasi Direktorat Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Didik Budijanto meminta masyarakat mewaspadai munculnya penyakit saat musim hujan dan banjir. Potensi penyakit yang dapat timbul adalah malaria dan demam berdarah (DBD) yang dibawa oleh nyamuk dan leptospirosis yang ditularkan tikus.

“Yang sering diwaspadai (di Direktorat) Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (Kemenkes) itu ada tiga biasanya, yang utama biasanya setelah banjir, yaitu penyakit leptospirosis, kemudian yang jelas DBD itu meningkat ketika musim hujan. Kemudian malaria,” katanya, Rabu (23/9).

Dikatakannya, ada beberapa penyakit yang dapat muncul pada musim penghujan atau musim pancaroba. Namun, yang harus jadi perhatian adalah penyakit DBD dan malaria yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan nyamuk anopheles betina, serta penyakit leptospirosis

“Ini yang semuanya tular vektor. Yang pertama vektor nyamuk, kedua leptospirosis ini adalah dari tikus. Ketiga itu yang kemungkinan sering terjadi,” katanya.

Dalam mengantisipasi munculnya penyakit tersebut,  Kemenkes akan terjun langsung ke lapangan bersama Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat. Pihaknya akan mengingatkan masyarakat tentang perlunya melaksanakan 3M Plus, yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang tempat atau benda-benda yang dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

“Plusnya adalah bisa dengan memberi abatisasi atau memberikan ikan kepala perak,” katanya.

Tidak hanya 3M plus, Kemenkes juga meminta masyarakat untuk melaksanakan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Ini dilakukan agar dapat memutus mata rantai hidup nyamuk-nyamuk tersebut.

“Itu untuk yang DBD dan juga malaria. Kenapa? Supaya tidak memberatkan kondisi pandemi kalau ada kasus COVID-19 di (daerah) situ,” katanya.

Sedangkan untuk mengantisipasi munculnya penyakit  leptospirosis, Kemenkes tetap melaksanakan pemeriksaan kasus, mencoba menemukan kasus secara dini baik melalui laboratorium atau melalui penemuan atau penyelidikan epidemiologi.

“Masyarakat diharapkan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk menghindari kemungkinan munculnya penyakit yang ditularkan oleh kencing tikus,” ujarnya.

Selain dinilai penting untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19, perilaku hidup bersih dan sehat, terutama dengan sering mencuci tangan dengan sabun, juga dianggap penting untuk mencegah penularan penyakit leptospirosis.

“Kalau harus bersih-bersih gorong-gorong atau got itu harus pakai sepatu bot supaya tidak terinfeksi. Apalagi kalau ada luka. Nah, itu yang harus hati-hati,” katanya.

Sementara Dokter RSUD Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Siti Rosidah mengatakan untuk tetap sehat masyarakat harus bisa menjaga cairan dalam tubuh. Caranya yang paling mudah adalah mencukupi kebutuhan air putih harian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: