Presiden: Jangan Sampai Kendur!
DI Istana Bogor, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan bantuan modal kerja kepada 60 pedagang kecil. Bantuan senilai Rp2,4 juta tersebut diharapkan bisa membuat pedagang kecil bertahan di tengah pandemi. \"Saya minta kita semuanya bertahan,\" harapnya.
Jokowi menyadari bahwa kondisi dunia usaha saat ini berada pada posisi tidak mudah. Bahkan sangat sulit jika dibandingkan dengan situasi normal sebelumnya.
Namun, dia menekankan kondisi ini dialami hampir seluruh negara. Karena, dia meminta kepada seluruh pedagang untuk tidak menyerah dan bekerja lebih keras. \"Saya ajak bapak-ibu sekalian jangan menyerah, harus semangat kerjanya ditambah, semangat kerja jangan sampai kendur. Saya tahu yang dulu omsetnya sehari Rp500.000 sekarang Rp200.000, yang dulu untungnya Rp200.000 sekarang Rp100.000. Ya memang semua mengalami, saya tahu, saya ngerti,\" ujarnya.
Namun, Jokowi meminta agar para pelaku usaha mikro dan kecil jangan sampai menutup usahanya. “Saya mengalami sama seperti Bapak Ibu sekalian, sekali lagi semangat kerja jangan sampai kendor pertahankan usaha Bapak Ibu jangan sampai tutup, jangan sampai rugi,” katanya.
Presiden Jokowi memberikan secara langsung bantuan modal kerja sebesar Rp2,4 juta kepada para pelaku usaha mikro dan kecil. “Untung sedikit tidak apa-apa tapi jangan sampai tutup, kalau untuk memulai awal tahun depan akan lebih sulit lagi,” ucapnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Lukman Hakim mengatakan peningkatan daya beli masyarakat akan mampu mengantisipasi resesi panjang akibat pandemi Covid-19.
\"Pemerintah harus menggenjot tingkat konsumsi masyarakat, termasuk yang sudah dilakukan dengan terus menggencarkan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan bagi pekerja bergaji di bawah Rp5 juta per bulan,\" katanya.
Dengan adanya BLT, menurutnya, masyarakat akan makin mudah untuk memenuhi kebutuhan, terutama bahan pokok yang selama pandemi ini terjadi penurunan pembelian oleh masyarakat. \"Jelang masuk ke kuartal III, terutama pada 5 Oktober (diumumkannya pertumbuhan ekonomi kuartal III) mendatang pemerintah harus mengebut dan memperbaiki skema pemberian bantuan. Tujuannya selain untuk meningkatkan tingkat konsumsi juga agar ekonomi tidak minus terlalu besar,\" katanya.
Pihaknya berharap dengan bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dalam negeri. \"Pak Jokowi harus mendorong anak buahnya agar segera menyuntikkan dana kepada masyarakat untuk konsumsi. Agar konsumsi tumbuh selama dua minggu ini dan pertaruhannya di sini, supaya ekonominya tumbuh sehingga Oktober nanti minusnya tidak sedalam kemarin yang 5,32 persen, diharapkan minusnya hanya di kisaran 2 persen,\" katanya.
Dia mengakui pemerintah sangat dilema antara memprioritaskan penyelamatan ekonomi atau kesehatan masyarakat. \"Meski demikian, hal tersebut lumrah karena resesi akibat krisis kesehatan merupakan fenomena baru yang terjadi di zaman modern ini,\" katanya.
Pihaknya juga berharap masyarakat bisa mendukung upaya pemerintah dengan memanfaatkan bantuan tersebut untuk kebutuhan konsumsi. \"Ya sebaiknya bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut benar untuk dikonsumsi supaya resesi kita tidak terlalu dalam,\" katanya. (FIN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: